Langsung ke konten utama

#LetsGetLost : Ketemu Mantan di UGM

Hari ke......................................HARI KEBERAPA YAK BUSET DAH GUE LUPA!! Janjinya bakal ngeblog selama di Jogja. Kenyataannya: ke Jogja pas bulan Januari, apdet blognya bulan September. YHA! Tekucing rasa coklat dilumuri saus kacang, Di. Tp, ywd c~ Apalah arti kapan waktu gue ngeblog. Karena yang fana adalah waktu, kita abadi (Sapardi Djoko Darmono, 1978). 

Setiap kali gue ke Jogja, pasti gue maen ke UGM. Kenapa? Karena gue merupakan delegasi mahasiswa teladan dari kampus? Mengikuti perlombaan karya ilmiah? Ingin mengkudeta tahta rektor UGM? Ohhh cencuuuu tidaaakk. Alasan gue ke UGM cukup sederhana sih yaitu: maen weh atuh. Meni ulah!

Temen gue, Corong Minyak merupakan mahasiswa UGM jadi gue lumayan sering diajak doi ke fakultasnya. Makanya gue jadi familiar deh sama UGM. Berasa kampus sendiri gitu. Xixixixi *guling-guling di ruang rektor UGM* Gue juga suka ngikut dia ke perpustakaan pusat. Busetdah tuh perpustakaan sunyi amat kek kuping haji bolot. Gue aja nyampe ketiduran sangking sepi dan sepoi-sepoinya. Gue juga pernah diajak ke foodcourt UGM yang jauhnya busetdah. Kalo jalan dari FTP ke foodcourt UGM rasa-rasanya harus mesen grab, sangking jauhnya. Di foodcourt UGM ini ada es yang enaakkk dan murah banget. Tapi, ekhem gue lupa judul esnya apa. Kalo lo ke foodcourt UGM, lo tanyain sendiri deh ya sama mamang-mamangnya. 

Pas ke Jogja kemarin, gue kembali diajak Corong Minyak buat maen ke fakultasnya. Nontonin temennya sidang seminar proposal. Busett bro kepala gue dirubung nyamuk pas nontonnya karena kagak ngerti. Beda banget sama sidang sempro anak-anak Psikologi.Ya iyalah yaaa secara gue nontonin sidang sempro anak Teknik Industri Pertanian. What do you expect? Mereka meneliti tentang kesiapan menikah pada umbi-umbian? Kesempatan mengunjungi UGM kali ini gue gunakan untuk jalan-jalan muterin fakultas-fakultas yang ada di UGM. Kali-kali aja ye kan suatu saat nanti gue kuliah di UGM, jadi orientasi universitasnya mulai dari sekarang aja #VisionerLevelInternasional. Aamiinnya mana barudaaaakkk?

Gue diajak Corong Minyak ke Balairung UGM. Yawlaa pas pertama kali ngeliat Balairung UGM berasa ngeliat hotel dah gue:( *norak* Gedaaaa banget cuy. Curiga itu isinya kolam renang plus jacuzzi, gym, cafetaria, kitchen full set, rooftop, lift. YHA! Dikata kostan premium kali ah. 


source: ugm.ac.id

source: kompasiana.com

Gue pernah nanya kegunaan Balairung ini ke Corong Minyak, tapi gue samar-samar inget kegunaannya apa. Maka dari itu gue mencoba bertanya kepada Sumbu Kompor, temen gue yang kuliah di UGM juga for make sure kegunaan Balairung ini.
Gue: SUMBU KOMPORRR! Kegunaan Balairung tuh apasih?
Sumbu Kompor : Wisuda, acara-acara, nikahan, event. Bisa disewa tuh. Katanya sih nikahan selebgram kita (Corong Minyak) yang konon mewah bak royal wedding itu mau nyewa Balairung sih. 
*merasa curiga* *tidak percaya* karena seinget gue kegunaan Balairung tuh gak seheboh itu.
Gue: Bukannya gedung rektorat tah?
Sumbu Kompor: Eh salah deng. Balairung itu gedung rektorat. Yang aku jelasin tadi GSP.

LAKNATULAH! Hampir aja gue salah mencerna informasi. 

Balairung UGM atau yang biasa juga disebut Gedung Pusat UGM merupakan gedung rektorat karena di gedung ini lah rektor serta pejabat tinggi UGM lainnya berkantor. Ada suatu fakta tentang Balairung UGM yang mungkin tidak banyak orang tahu. Mungkin banyak yang mengira bahwa bangunan modern pertama di Indonesia adalah Monumen Nasional (Monas) yang terletak di Jakarta. Tapi itu salah! Bangunan modern pertama di Indonesia ternyata berada di Yogyakarta yaitu Gedung Pusat Universitas Gadjah Mada. Jengjengjeng! Tentu saja gue juga baru tahu tentang hal ini setelah gugling barusan.#WowFakta #NowYouKnow


Foto depan rektorat padahal diliatin ibuk-ibuk. Shameless~


Berasa foto di Venice gue (padahal belom pernah ke Venice)

Gak orang yang di UGM, gak bunganya. Pada susah digapai

Setelah diajak ke Balairung, gue diajak muterin beberapa fakultas di UGM. Pertama gue diajak ke Fakultas Hukum. Kebetulan lagi ada anak-anak Fakultas Hukum lagi pada nongkrong and I was just be like: oh begini ya muke muke anak hukum UGM *takjub* Dulu banget gue pernah punya cita-cita jadi pengacara. Kalo gue menekuni cita-cita tersebut, mungkin gue sedang berada di kumpulan tongkrongan tersebut *mendesah hebat* Eumm kalimat mendesah hebat kok dibacanya berasa porno banget ya. Lalu gue diajak ke Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Konon katanya (kata Corong Minyak sih) ada anak dari CEO salah satu perusahaan besar Indonesia yang kuliah di FEB ini! WOW! Pengen banget gue kenalan ma doi. Sekalian goda-goda dikit lah. Kali aja kan doi kepingcut lalu hartanya bisa gue eksploitasi untuk biaya kuliah ke luar negri #Kapitalis #ApaItuCinta

Gedung FEB yang berasa kek punden berundak

Kemudian gue diajak melintasi Fakultas Filsafat. Bokkk, jurusan Filsafat aja ada fakultasnya. Tuh fakultas berasa milik sendiri. Prinsip 4l banget tuh fakultas: lu lagi lu lagi. Isinya kan cuma anak filsafat, Hipocrates, Plato, Aristoteles, Socrates, Rene Descartes. Kali aja kan para filsuf tersebut bangkit dari kubur. PARA FILSUF JANGAN DIBECANDAIN!

Setelah dari Fakultas Filsafat, gue beranjak ke fakultas lain. DANNNNN TIBA-TIBA! Tak disangka tak dinyana gue bertemu dengan mantan gue. Mantan terindah. Liat mantan aja udah berasa sakit ye kan. Apalagi mantan terindah. Gue jatuh cinta sama mantan gue tersebut dari SMP. Bahkan sampai sekarang. Dia adalah my biggest what if. Apa rasanya ketika kamu kembali bertemu dengan masa lalu? Mungkin benar perkataan salah satu kakak tingkat gue. Kita gak pernah benar-benar bisa tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap masa lalu kita dalam konteks ini adalah mantan. Ketika kamu bertemu mantan dan ketika melihatnya kamu merasa "deg" meskipun hanya sesaat, itu adalah perasaan. Ketika melihat mantan gue tersebut, gue merasa senang. Sekaligus sedih. Gue senang karena gue tau gue pernah berjuang untuk bersama dia. Pernah (bahkan masih) jatuh cinta sama dia. Tapi gue juga sedih. Gue sedih karena sekarang, hari ini, detik ini, gue tidak hidup bersamanya. Mantan terindah gue tersebut adalah......jurusan Sastra Inggirs yang ada di Fakultas Ilmu Budaya.

HAHAHAHAHAHAHAHA

Eh tapi beneran lho Sastra Inggris tuh mantan terindah gue. Mantan calon deng lebih tepatnya. Udah mah calon, jadi mantan pula:((( Jadi, dulu tuh gue pengen banget kuliah di jurusan Sastra Inggris. Gue seneng banget pelajaran Bahasa Inggris. Bahkan honestly, gue lebih pede ngomong Bahasa Inggris ketimbang Bahasa Indonesia. Mungkin karena pas ngomong Bahasa Indonesia gue ngomongnya cepet banget kali ya kek pesawat jet. Jadinya belibet. Pas pendaftaran SNMPTN, gue daftar jurusan Sastra Inggris di UPI. UPI kan salah satu universitas dengan jurusan Sastra Inggris terbaik di Indonesia dan passing grade-nya lumayan manusiawi jadi gue pede daftar di sana. Eh tapi gue malah gak diterima. Siapa sih yang ngurusin penerimaan SNMPTN nyampe gue gak terima kek gini?! KALIAN AKAN MENYESAL! Sakit hati banget gue. Tapi cencuuu saja gue tidak menyerah. Gue kemudian mendaftar di Sanata Dharma, Jogja dengan jurusan yang sama melalui jalur nilai ijazah. Di waktu yang sama gue juga daftar SBMPTN Sastra Inggris UNY, Sastra Inggris UNSOED dan Psikologi UPI~ Yang Psikologi UPI gue gambling aja sih. Abisnya mau milih Sastra Inggris UPI gue masih sakit atik! Grunge banget anaknya. Maksudnya grunge di sini pendendam. Itu grudge kale!! YHA! Terjawab sudah kenapa UPI menolak gue menjadi mahasiswa Sastra Inggris mereka:(

Pengumuman yang di Sanata Dharma dan pengumuman SBMPTN harinya berdekatan. Pengumuman yang keluar pertama adalah pengumuman Sanata Dharma. Gue lolos. Gue seneng banget. Meskipun universitas swasta, tapi Sanata Dharma merupakan universitas dengan jurusan Sastra Inggris terbaik di Indonesia. Beberapa hari kemudian, keluarlah pengumuman SBMPTN. Pas pengumuman, gue minta tolong temen gue buat bukain pengumuman. Soalnya sinyal di rumah nenek gue waktu itu enggak banget deh:(( Temen gue bbm gue (sebut saja dia toge ketoprak).
Toge Ketoprak: Yan, kamu keterima.
Gue : EH SERIUS? Keterima di mana?
Toge Ketoprak: Iya. Keterima di Psikologi UPI.

JEDER!!! Petir menyambar-nyambar. Badai Katrina berdatangan. 

Jujur, gue seneng bisa lolos SBMPTN. Bangga malah. Secara ya bok, soal SBMPTN tuh antah brantah banget. Susah gila. Wajar dong ya gue seneng bisa lolos melewati soal-soal geleuh tersebut. Namun, setelah tau gue lulusnya di Psikologi UPI rasanya....gimana ya. Kosong? Gak ada euforianya. Lo tau kan euforia ketika lo mendapatkan sesuatu yang lo ingin. Perasaan senang seperti popcorn yang meletup-letup. Deep down in my heart, ketika gue balik ke rumah, gue pengen bilang ke ortu gue meskipun gue lolos SBMPTN, gue ingin mengambil jurusan Sastra Inggris Sanata Dharma aja. Tapi pas balik, ketika gue bilang gue lolos SBMPTN, orang tua gue terlihat seneng banget. Bangga banget anaknya bisa lolos SBMPTN. Bangga banget anaknya bisa kuliah di universitas negri.  Gue gak sampai hati mau ngomong kalo sebenernya gue mau milih kuliah di Sanata Dharma. 

Hal yang paling menyedihkan ketika gue merasa tempat gue bukan di jurusan Psikologi adalah gue gak bisa menyalahkan siapa-siapa. Gue gak bisa menyalahkan orang tua gue karena mereka gak pernah memaksa gue untuk kuliah di UPI. Kuliah di Psikologi merupakan keputusan gue. Gue hanya bisa menyalahkan diri sendiri.

Menjalani hidup bertahun-tahun pada hal yang gak dicinta rasanya sakit banget. Gue gak tau bernafas untuk apa. Gue gak tau setelah gue lulus gue mau jadi apa. Gue gak benci kuliah di Psikologi. Gue merasa masih bisa menjalani perkuliahan, ipk gue baik-baik aja, gue gak pernah mengulang mata kuliah. Tapi gue gak cinta. 

Gue kira seiring berjalannya waktu gue belajar menerima keadaan ini, rasa sakit itu bisa ilang. Ternyata enggak. Ketika gue ngetik postingan ini, rasa sakit itu masih ada. Gue masih nangis. Gue masih mengharapkan untuk menjadi mahasiswa Sastra Inggris.

Selama kuliah, gue malah sering bahkan selalu ikutan lomba Bahasa Inggris ketimbang lomba Psikologi. Kalo ke universitas lain yang selalu gue cari Fakultas Ilmu dan Budaya atau Fakultas Sastra. Ikutan UKM Bahasa Inggris. Gue merasa hidup sebagai perempuan yang tidak selesai dengan masa lalunya. 

But, life must goes on right? and I'm must keep standing on. 

Gue lebih belajar untuk menerima lebih banyak. Untuk tidak menyalahkan diri sendiri. Untuk berprasangka baik terhadap rencana Tuhan bahkan ke Tuhan itu sendiri. Tidak ada yang sia-sia bila kita tidak menyia-nyiakannya. 

Suatu waktu gue pernah ikut kajian. Sebelum kajian dimulai, kami disuruh untuk membaca Surah Ar-Rahman. Ketika gue membaca surah tersebut, gue menangis sejadi-jadinya. Ayat "maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" disebutkan berkali-kali di sana. Bahkan di jurusan yang gue cinta, Tuhan sebenarnya melimpahkan nikmat yang tak terhingga kepada gue. 

Fabiayyi' 'Ala'i Rabbikuma Tukadhdhibani

Meskipun gue gak berminat untuk jadi psikolog, tapi ada banyak hal yang bisa gue dapetin dan terapin ke hidup gue dari mata kuliah yang gue pelajarin selama ini. Buat kalian yang lagi baca blog ini dan sedang merasa I'm not belong in here di jurusan yang kalian jalani sekarang, gak apa-apa. Jalani saja. Selesaikanlah. Terima. Selalu ada hikmah atas apa yang terjadi di hidup kita. Entah sekarang, besok, tahun depan atau bahkan 10 tahun lagi, kita pasti akan tau kenapa kita berada di titik ini sekarang. Selalu ada hikmah. Pasti. There's always something. 

Udah ah! Kok postingan gue jadi sedih-sedih kek acara rumah Uya gini sih! Semoga senantiasa berbahagia ya bagi yang sedang baca postingan ini! Selamat menggapai cita-cita! 

foto bareng mantan

Ohya satu lagi. Ekhem, jadi gini. Gue sedang melakukan penelitian skripsi mengenai "Hubungan Orientasi Masa Depan dalam Hubungan Romantis dan Keyakinan yang Membatasi Pemilihan Pasangan dengan Kesiapan Menikan pada Dewasa Awal Berpacaran". Panjang ya bok! Gue aja ngetiknya nyampe ngos-ngosan. Bagi kalian yang merupakan dewasa awal berusia 20-40 tahun dan sedang berpacaran mohon kesediannya untuk mengisi kuesioner gue dengan link di bawah ini:


Kalo kalian lagi gak pacaran alias jomblo, tong sok-sok pacaran terus ngisi yha!:(( SO SAD. Sebarin weh ke temen-temen kalian yang lagi pacaran terus doain mereka biar cepat putus! GAK DENG!

Yaudah deh daripada gak ada kerjaan, yang jomblo bisa juga kok ngisi kuesioner. Bisi iri terus lumpat ka jurang heeh:(

Bagi kalian yang jomblo berusia 18-60 tahun kalo gak jomblo juga gak apa-apa sih. Gak perlu dipaksain jadi jomblo. Silahkan mengisi kuesioner temen daku mengenai perilaku inovatif ya. Ayo para jomblo tunjukan perilaku inovatif kalian! Linknya di bawah ini ya!

https://goo.gl/g4NUfM

Apaaa? Kalian ketagihan mau ngisi kuesioner lagi? HUHU TERBAIK BANGET SIYYYY:( Yaudah nih aku kasih lagi ya referensi kuesioner temen aku lainnya.

Bagi kalian yang merupakan mahasiswa aktif, kalian bisa ngisi kuesioner temen daku mengenai Konsep Diri Akademik dan Kecurangan Akademik. Linknya di bawah ini ya:

https://goo.gl/forms/soPt5FsMkPmfY3t33

Iya ini udahan da promosiinnya! Bisi blog aku diblokir gugel:(((

Terimakasih ya bagi yang bersedia ngisi kuesioner! Tanpa kalian, kami sebagai tingkat akhir tidak akan bisa secemerlang ini HUHU.



Sincerely,
Eka Dian dan segenap crew bertugas yang berbahagia. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga

Topik materi malam ini menarik sekali bagiku yaitu "Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga." Disampaikan oleh Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog. Ketika remaja, konsep pernikahan di kepalaku adalah mencari seseorang yang bisa diajak hidup bahagia bersama.  Namun seiringnya berjalannya waktu (tua maksudnya), konsep tersebut menjadi bergeser. Di kepalaku sekarang ketika mencari pasangan hidup bukan lagi soal orang yang bisa diajak hidup bahagia. Tetapi seseorang yang bisa diajak berkonflik bersama. Maksudnya bukan berarti tidak mau bahagia ya. I mean, it's an automatic lah. Siapasih yang tidak mau menikah sama orang yang kita bahagia ketika bersamanya? Tapi tidak semua orang bisa diajak berkonflik bersama secara sehat. Materi malam ini sebagian besar membahas hal tersebut; konflik peran sebagai istri, konflik dalam rumah tangga, kunci dalam konflik, 4 horsemen of apocalypse, dan  fair fight guideline.    PERAN ISTRI Sesi kelas dibuka dengan pertanyaan, bagaimana gambar...

Lapis Legit: Kue Manis, Tak Seperti Janjimu

Sebentar lagi lebaran. Para keluarga pun sibuk mempersiapkan berbagai hal demi menyambut hari kemenangan. Dari yang mulai beli baju lebaran, ngecat pager, renovasi rumah, memberantas kejahatan, sampai nyiapin template buat minta maaf ke mantan. Hmmm. Salah satu tradisi yang gak afdol rasanya kalau gak dilakuin menjelang lebaran adalah, membuat kue lebaran. Keluarga gue salah satu dari sekian milyar keluarga yang melakukan tradisi itu. Keluarga dari nyokap gue merupakan suku asli Lampung. Jadi mereka hari ini membuat salah satu kue khas Lampung yaitu lapis legit. Gue yang belum pernah ikutan buat kue ini jadi penasaran buat ikutan. Yah lumayan kan ya buat jadi bahan ngeblog. Biar tulisan gue di blog ada manfaatnya di mata masyarakat *berdiri di pinggir jurang* *rambut berkibar-kibar* Lapis legit merupakan salah satu kue khas Lampung. Kenapa namanya lapis legit? Itu karena bentuk kuenya yang berlapis-lapis dan rasanya yang legit #InfoKue #SayaBertanya #SayaMenjawab. K...

Review: Puberty Doesn't Hit Me Hard, Skincare Does

Ciao! Come stai? Sto molto bene . Aweu gaya banget kan pembukaan gue pake Bahasa Itali? Maklum, akhir-akhir ini gue lagi belajar Bahasa Italia biar kalo ketemu Rossi gak uu aa uu aa. Btw, quick fun fact: gue baru tau arti zupa (Bahasa Italia) adalah sup. Jadi zupa soup artinya sup sup. Sungguh pengulangan yang sangat mengulang. OKAY ENOUGH FOR THE INTRO! Kali ini gue mau membahas tentang skincare routine gue (cailaaaahh skinker rutin) dan sederet pengalaman gue saat muka sedang jerawatan. Hiks masa-masa kelam itu *nangis di pundak kokoh Ronaldo*   Jadi, gue baru mengenal skinker itu saat usia gue menginjak 22 tahun. Sejak gue puber jaman-jaman SMP itu gue gak ngerti skinker. Gue cuma make facial wash doang. APA ITU TONER APA ITU SERUM APA ITU MOISTURIZER?! Bodoh banget gue dulu tuh soal perawatan kulit. Pas SMP gue nyobain sih make Viva. Tapi pas gue pake milk cleanser dari Viva kulit muka gue terasa panas terbakar gitu. Apaqa kulit qu saat itu menginjak teras nerak...