Judulnya memang agak jijik ya. Tapi temen gue
yang mau gue ceritain kali ini memang bernama Adinda. Bagian “mencari kakanda”
hanyalah akal-akalan gue aja biar nampak hiperbola dan lebih menjual.
Seperti
biasa kalo di segmen Vacancy itu berarti gue akan menceritakan temen gue yang
sedang berulang tahun dan jomblo. Temen gue yang sudah seharusnya merasa
terhormat karena terpilih di segmen Vacancy kali ini adalah: Adinda.
Adinda
merupakan temen kuliah gue dulu. Bukan cuma itu, Dinda juga merupakan temen
satu jurusan, temen satu dosen pembimbing akademik, temen satu geng, temen satu
konsentrasi kuliah, bahkan temen satu dosen pembimbing skripsi! Kalo aja Adinda
merupakan seorang laki-laki, mungkin kami sudah terlibat cinlok dan sekarang
sedang sibuk mencetak undangan pernikahan.
Seperti
yang sudah kita ketahui bersama,
(((kita
ketahui bersama)))
Adinda ini sedang
menjomblo. Bukan sedang sih sebenernya. Memang jomblo aja. Dari lahir.
BAYANGKAN! JOMBLO. DARI. LAHIR. Dinda merupakan spesies endemik yang patut
dilindungi keberadaannya oleh negara. Bahkan bisa dijadikan objek penelitian
longitudinal. Mungkin di antara kalian yang lagi baca tulisan ini sedang
berbisik dalam hati “ih dia jomblo pasti karena jelek deh ya.” Hmmmmm.
And honey, in this house
we don’t say ugly. We say, pre-debut. We’re not ugly. We’re just poor.
Adinda
memiliki tinggi sekitar 153 cm, kulit kuning langsat, natural skinny af, jari jemari lentik bagai bulu mata biduan. Bisa
dibilang bentukan Adinda tidak terlihat seperti perempuan usia 24 tahun
melainkan seperti anak SMA yang pernah mengalami akselerasi sebanyak dua kali
dalam hidupnya. Alias Adinda ini imut cimit-cimit gitu deh (sumpah Din, kalo aja
ini bukan hari ulang tahunmu, aku ga akan mau nulis hal tersebut yang membuatku
kejang-kejang hebat). Gue gak bisa memberikan foto Adinda di sini karena entah
kenapa gue malah jadi terlihat seperti germo yang sedang bertugas.
Sekarang
kita beralih ke topik yang lebih penting ketimbang fisik Adinda. Gue akan
membahas kelebihan-kelebihan Adinda. Gue yakin, secara fisik, Adinda bisa
membuat para pria lajang menatap. Dan kelebihan-kelebihan dia, bisa membuat
mereka menetap! Cailaahhhhh. Bisa aje nih asbak brimob!
Kelebihan
Adinda yang pertama:
1.
Hemat
Demi
tapir dugem! Adinda adalah orang paling hemat yang pernah gue temui selama
kuliah. Sebagai orang yang gak begitu bergelimang harta, ya gue juga hemat sih.
Tapi ada beberapa hal yang membuat gak bisa hemat yaitu buku dan makanan. Tapi
Adinda ini ya bok. Hemat di segala bidang. Self
control-nya begitu luar biasa. Gue yakin, pas kecil dia bisa melewati tes delay gratification dengan mudah. Kalo
lagi hang out, beginilah gambaran
perbedaan antara gue dan Adinda:
Adinda:
Gue:
Sikap
hemat Adinda ini tentu saja memberi manfaat bagi pertemanan kami. Dinda selalu
tau tempat makan yang memiliki diskonan, Dinda tau jam berapa tempat karoke
ngasih harga yang murah, Dinda selalu mau secara sukarela mencari tempat yang
menjual barang dengan harga murah dan kualitas terjaga setiap kali geng kami
mau order sesuatu (contohnya: tas dan
selempang wisuda).
Sikap
hemat Adinda ini pun menular ke gue tiap kali gue pergi bareng dia. Contohnya
ketika gue dan Dinda pergi ke BIP untuk mencari responden skripsi. Gue dan
Dinda biasanya nongkrong di foodcourt BIP
untuk menjaring responden skripsi kami. Tentu saja dong, menjaring responden
skripsi memakan waktu yang tidak sebentar. Apalagi nunggunya di tempat makan
lagi ya bok. Godaan silih berganti datang dari kanan dan kiri. Kalo masalah
lapar, kami masih bisa tahan. Tapi hausnya
itu lhoooo! Mana tiap kali ketemu responden kami harus perkenanalan panjang
lebar lalalili persis kek SPG. Pasti haus dong. Nah di foodcourt BPI ini ada yang jual thai tea favorit sejuta umat
termasuk kami, Dum Dum. Hari biasa sih tangan gue akan mudah mengeluarkan uang
20K untuk membeli Dum Dum. Tapi masalahnya, gue dan Dinda datang ke BIP bisa 3
hari berturut-turut untuk dapetin responden. Kalo tiap kali ke BIP gue beli Dum
Dum, bisa-bisa akhir bulan gue makan lumut dinding kosan. Maka dari itu, agar
kami tetap bisa bertahan hidup di BIP maupun akhir bulan, Dinda memberi ide
untuk iuran membeli Dum Dum.
Contoh
lain: setelah pulang dari BIP untuk menjaring responden kan pastinya laper tuh.
Gue dan Dinda suka beli bakso kuah yang di depan BIP itu lho. Deket Yogya
Express sih lebih tepatnya. Hanya 5k sudah dapet banyak. Enak lagi (gila ya.
Dum Dum dan bakso kuah depan BIP harus berterimakasih sama gue karena telah
mempromosikan mereka secara percuma! #ApaItuKetulusan
#AngkatAkuSebagaiDutaDumDum #EkaDianforBaksoKuahAmbassador). Nah kalo gue, gue
bakal makan bakso tersebut dalam angkot. Sedangkan Dinda, akan menyimpan bakso
tersebut dan memakannya saat tiba di kosan dengan dicampur nasi. Bakso kuah
harga 5k dijadikan makan malam! Gue pun mengikuti cara Adinda. Daripada gue
beli bakso gerobak yang harganya bisa nyampe 10 ribu ke atas ye kan?!
Sikap
hemat Adinda ini tentu saja penting dimiliki di tengah jaman yang sangat
konsumtif ini. Secara sisi ekonomi pun itu artinya Adinda mempunyai perencanaan
keuangan yang cukup baik dan terkontrol. Dari aspek psikologis, sikap hemat
Adinda dapat memberi gambaran bahwa dia memiliki self control yang baik, selalu memikirkan rencana jangka panjang, teguh
pendirian, penyabar, dan bisa diajak jalan ke mana aja alias tidak gengsian.
2. Baik
Adinda adalah manusia baik. Baik yang beneran baik. Bukan baik basi. She's so soft and innocent too. Gue jaraaaaaaaanggggg banget ngedenger Adinda mengeluarkan sumpah serapah. Beda sama mulut (((kita kita))) ini yang sudah terbiasa menjadi calon ahli neraka.
Sangking baiknya, pas Dinda ngegebet laki-laki, dia tidak melakukan pergerakan apapun. Ya kata dia sih alasannya karena si cowok udah punya pacar. Duh! Ya gue gak bermaksud ngajarin dia jadi pelakor dan tukang tikung-menikung juga sih. Maksud gue, ya tebar-tebar pesona aja lah. Biar lakinya yang belok sendiri *disepak*
Selain itu, Dinda ini orangnya nerimo banget. Makanya gue paling suka ngerjain tugas dan skripsi bareng dia. Kalo lagi pusing, ya dia cuma garuk-garuk rambut sambil terisak "pusing ya Allah." Kalo gue, *ngetik ngetik* *misuh misuh* *ngetik ngetik* *misuh misuh* *rebahan* *rebahan* *liat Dinda masih tegar ngerjain* *merasa tertampar* *balik ngetik lagi*
Oh ya, Dinda juga pernah secara sukarela menampung gue di kosannya. Jadi ceritanya waktu itu kosan gue lagi direnovasi. Suasana kosan gue pun jadi gak kondusif. Berisik, kotor. Jemuran sempak gue jadi berdebu. Padahal gue lagi masa-masa pengerjaan skripsi yang membutuhkan ketenangan batin, mental maupun panca indera. Akhirnya gue pun menumpang di kosan Dinda selama sekitar.......seminggu lebih. Iya, pertemanan kami memang kombinasi antara Dinda si baik dan gue yang gak tau diri.
Tapi kadang orang suka memanfaatkan kebaikan Dinda. Karena mereka tau Dinda gak akan jambak atau menerkam, mereka kadang gak mikir dua kali untuk nyakitin dia. Apalagi si laki-laki yang pernah mendekati Dinda beberapa waktu yang lalu. Pengen gue sentil bijinya! Biji mata lho maksudnya. Agar dia bisa melihat dunia dengan lebih baik.
3. Bertalenta
Adinda mempunyai suara yang merdu. Dia bahkan tergabung dalam paduan suara mahasiswa Psiklogi UPI. I can't relate. Sayangnya, Dinda suka malu kalo disuruh nyanyi. Padahal kalo dia pede pede aja buat nyanyi di muka umum, gue yakin dia sekarang sudah menjadi mega bintang di Hollywood. ARIANA GRANDE WHO!
Dinda juga cukup handal dalam membuat kerajinan tangan. Duilehhh kerajinan tangan. Tua banget diksi gue. Bersama kedua temannya, Dinda mempunyai usaha party planer bernama Kyooplaner. Dinda juga pernah membuatkan gue selempang wisuda minim budget dari karton. Sebenernya pas pembuatan selempang itu ada gue juga sih. Tapi gue cuma bagian berdoa dan menjadi mandor. Ini dia bentukan selempangnya. Sederhana sih, but my hand could never.....
Kalo lo belum mempunyai minat menjadikan Dinda sebagai parner hidup, lo bisa lah menjadikan dia partner kerja. She's really has good work ethic.
4. Pekerja Keras
Demi mendapat uang jajan tambahan, Dinda mau bekerja apa aja. Pekerjaan yang halal ya tentu saja. Gue gak bisa membayangkan Dinda menjadi tukang begal atau pengedar narkoba. Dia pernah jualan makanan, dia juga punya onlineshop skinker, baju, apapun mau dia kerjain. Setiap kegiatan kepanitiaan juga, Dinda merupakan anggota yang enak disuruh-disuruh. Dalam artian baik tentu saja. Kalo dikasih tugas A, maka Dinda akan mengerjakan tugas tersebut dengan baik. Di kegiatan perkuliahan pun begitu. Gue dan Dinda pernah ke Ciwalk lalu ke BIP, muter ke taman kota, lalu balik lagi besoknya dari pagi sampe malem demi menjaring responden skripsi. Oh! Dan kita pernah jalan dari Braga nyampe mana gitu gue lupa alias jauh banget demi menghemat uang angkot. Padahal itu udah malem. Dinda gak ngeluh sama sekali. Sikap Dinda yang seperti itu yang selalu memberikan positive vibes ke gue dan orang sekitar.
5. Orang yang Lurus
Dari SD hingga kuliah, gue pasti punya satu teman yang hidupnya sangat lurus. Dan di kehidupan perkuliahan, temen gue yang hidupnya lurus tersebut adalah Dinda. Kayaknya gue gak pernah deh denger Dinda menjelek-jelekkan orang lain. Dia juga jarang bawa bahan ghibah ke tongkrongan (dalam hal ini, agak useless ya peran si Adinda ini sebagai teman). Dan seinget gue, selama kuliah, she doesn't has any beef. Kalo ada yang bikin dia tersinggung atau sakit hati, dia cuma diem. Tau tau nangis. Mana pernah dia julid. Dinda kalo dinyinyirin Nikita Mirzani langsung menggelepar tak berdaya kali.
Kehidupannya yang lurus ini juga tercermin dari dia yang gak melakukan pergerakan sesenti pun saat ngeceng laki-laki yang sudah berpacar. Padahal Dinda tuh suka satu kegiatan event sama cowok tersebut. Tapi dia selalu bersikap tau diri untuk tidak merusak kebahagiaan orang lain. Tindakan orang suci! Bahkan sampai di hari terakhir laki-laki itu di kampus, Dinda tidak menunjukkan sedikit pun bahwa dia menaruh hati ke laki-laki tersebut selama bertahun-tahun. Beda banget sama gue kalo ngeceng cowok. Belingsatan kek setan. Padahal ujung-ujungnya ya gak jadi juga.
Itu lah beberapa kelebihan Adinda. Temtu saja masih ada kelebihan-kelebihan Dinda yang lain. Gue gak bisa menyebutkan semuanya di sini karena ini blog! Bukan curriculum vitae! Kalo ada lelaki yang membaca tulisan ini dan merasa tertarik dengan teman ogut ini, silahkan komen untuk pergerakan lebih lanjut atau bisa langsung ke instagramnya @adindaftmwt
Pesan gue bagi laki-laki yang tertarik dengan Dinda adalah, tolong dekati dia dengan niat dan cara yang baik. Sebagai langkah awal, mungkin bisa dengan cara mengingat ulang tahunnya setiap tanggal 11 Juli.
Dan ekhem, Din. Di hari yang spesial ini aku ingin mengucapkan terimakasih. Terimakasih udah selalu baik sama aku selama aku di Bandung. Terimakasih kamu selalu ada buat aku di masa-masa susah aku. Terimakasih selalu mau dengerin curhatan aku yang sebenernya itu-itu aja. Terimakasih kamu selalu mau nemenin aku lari ketika aku suntuk. Terimakasih sudah hadir ke dunia. Terimakasih sudah mau memilih jurusan Psikologi UPI dan akhirnya kita bisa saling ketemu. Dan terimakasih udah mau jadi temen aku.
Din, kita sama-sama menyadari bahwa menjalani fase dewasa awal ini tidaklah mudah. Kita pernah berjuang bersama untuk lulus. Nangis bareng, begadang bareng, hopeless bareng dan bangkit pun bareng-bareng. Setelah lulus pun, kita masih akan terus menghadapi fase kehidupan lain yang juga tidak lah mudah. Meskipun sekarang kita tinggal di kota yang berbeda, kita jarang ketemu, tapi aku masih merasa bahwa kamu ada buat aku. Dan itu lebih dari cukup untuk melewati fase usia dua puluhan yang terkadang terlampau lucu ini. Kadang, dengan mengingat kamu sebagai teman aku aja bisa memberikan aku kekuatan yang berlebih dalam menjalani kehidupan ini. Dan aku ingin kamu pun begitu. Kita pasti bisa melewati fase ini. Dan fase yang lain. Dan fase yang lainnya lagi. Kita pasti bisa, Din. Pasti.
Aku juga mau mengucapkan sesuatu yang seharusnya sudah aku ucapkan dari dulu ke kamu;
Adinda Fatmawati, ku senang bertemu denganmu. Sangat senang.
Happy birthday!
Komentar
Posting Komentar