Langsung ke konten utama

#Vacancy: Lelaki Itu Bernama Hendrikson Manurung

Gue punya sahabat laki-laki (semoga dia memang masih jadi laki-laki sampai detik tulisan ini diketik). Lelaki itu bernama Hendrikson Manurung. Kami bersahabat. Berteman bagai ulat. Berharap jadi kupu-kupu. Gue kenal dia pas jaman SMA. Kita sekelas waktu itu. Kelas Sosial! Kelas Sosial ini spesial banget. Soalnya the one and only. Jadi yah dari kelas 11 sampe 12 ya temennya itu-itu aja. Kalo satu kelas saling cinlok terus putus kemudian cinlok lagi terus putus lagi, siklus permantanannya cuma di situ-situ aja. Tapi dulu gue gak cinlok sama si Hendrikson ini. Enggak. Soalnya dulu dia punya pacar. Gue gak sebego itu untuk memangkas umur gue dengan nikung pacar orang.

Hendrikson ini punya nama panggilan yaitu Ucok. Nama panggilan yang standar sekali ya untuk orang Batak kek dia. Tapi pas kelas 12 dia suka ngambek-ngambek lenjeh kalo dipanggil Ucok. Soalnya menurut dia panggilan Ucok itu terdengar bocah. Dia pengen dipanggil buddy. Sok bule deh lo, nyet! Setiap ada orang yang nekat manggil dia dengan sebutan Ucok, maka dia dengan kalapnya akan lari-lari sepanjang koridor sekolah sambil telanjang bulat kemudian histeris "PANGGIL GUWEEHHH BUDDY! PANGGIL GUWEEHHH BUDDY!! ARRGHHHHH!!" Dulu dia memang seliar itu.

Tampang Hendrikson ini lumayan lah. Cukup menjual. Tapi dengan harga rendah. MUAHAHAHAHA. Mukanya adalah cipratan bule-bulenya dikit. Tapi sayang, dia pendek. Mana ada ye kan bule pendek? Seharusnya dia jadi biara untuk pergi beribadah setiap detik ke Tuhan karena Tuhan telah menyelamatkan hidupnya yang bertubuh pendek dengan muka ada-cipratan-bulenya. 

Sebelum kelas 11, gue gak kenal sama sekali sama Hendrikson ini. Cih! Lo pikir lo terkenal?! Yang gue tau hanya dia anak XF, pacarnya si ini. Oke, pengakuan dosa terbesar. Gue dulu pernah sempet naksir sama dia. Ya Tuhan, apakah engkau masih memberi pengampunan atas dosa besar yang pernah hamba lakukan ini? Kalo gak salah, kekhilafan itu terjadi ketika ada acara sekolah berupa school camp. Waktu itu gue sekelompok sama dia. Pasti dia gak inget deh. DASAR YA EMANG! SEMUA COWOK TUH SAMA AJA! BAJIGUR! Gue gak inget kenapa gue bisa naksir sama spesies macem dia. Gue juga gak mau inget-inget. Takut trauma psikis. Untunglah, kekhilafan itu tidak berlangsung lama. Tuhan memang sayang dengan hamba-hambaNya:) 

Hendrikson ini juga salah satu temen paling deket dengan gue di kelas. Tapi setelah dipikir-pikir kedekatan ini sepertinya ia lakukan semata-mata untuk nyontek PR gue deh. Gitu ya kamu:) Sangking deketnya, kedekatan kami sering disalah artikan oleh pacarnya Hendrikson pada saat itu. Wajar sih cemburu. Wajar juga sih pacar Hendrikson pernah sensi-sensi gitu sama gue. Sebagai perempuan yang juga pernah merasa cemburu, gue memaklumi kok. Gue juga kalo cemburu suka bakar-bakar ban di depan ruang kepala sekolah. Salah satu hal yang bikin pacar Hendrikson saat itu salah pengertian sama gue adalah ketika Hendrikson nganter gue pulang ke rumah setelah terjadi tragedi berdarah. Jadi ceritanya gini.........(siapin kopi biar gak hilang kontrol karena akan bahas-bahas mantan). Dulu pas SMA gue punya pacar. Hendrikson juga punya pacar. Kami berdua sama-sama punya pacar. Tapi pas kelas 12, hubungan gue sama (mantan) pacar gue mulai retak. Duileehhh retak. Macem ubin wudhu mushola aje. Pas kelas 12 ada ujian praktek berenang. Gue yang gak punya garis keturunan duyung, mempunyai skill berenang di bawah rata-rata. Jadilah gue harus latian berenang di kolam renang dekat sekolah. Kolam renang tersebut cukup jauh dari rumah. Dan fyi aja, tempat tinggal gue ini di perkebunan tebu yang gak ada angkutan umum sama sekali. Angkot, becak, nyampe ojek aja gak ada. Jadi jarak dari rumah ke kolam renang harus ditempuh menggunakan bis sekolah atau kendaraan pribadi. Gue waktu itu  latian berenang sore hari. Sudah pasti gak ada bis sekolah yang beroperasi lagi pada waktu itu. Gue pun berencana pulang dengan cara minta anter (mantan) pacar gue waktu itu. Gue sms dia,
"Aku lagi di GPM. Latian renang. Ntar pulangnya bareng ya."
Kurang lebih isi smsnya kek gitu deh. Males gue nginget-ngingetnya lagi! *keluar bara api dari idung* Setelah beberapa saat gue kirim sms, tidak ada balasan dari (mantan) pacar keparat itu. Lagi gak punya pulsa kali ya, pikir gue saat itu. Gue pun memutuskan untuk berenang dengan khusyuk. Setelah beberapa saat beranang, gue melihat (mantan) pacar gue sedang duduk-duduk di pendopo seberang kolam renang. Oh dia ada di sini. Berarti ntar pulang bareng, batin gue. Tetapi sodara sedarah sepenanggungan, kebusukan (mantan) pacar gue ini akan segera terungkap! Saat gue lagi asyik-asyiknya berenang sana-sini, gue ketemu mantannya (mantan) pacar gue di kolam renang. Firasat pun mulai gak enak. Gue pun dengan langkah-langkah gemulai mendekati temannya mantannya (mantan) pacar gue. Ribet ya nulisnya. Sebut saja dia Wortel, sedangkan mantannya (mantan) pacar gue kita sebut saja Garem Halus. Gue pun setengah berbisik bertanya ke Wortel, "Eh Wortel ntar kamu pulang sama siapa?"  Wortel menjawab, "Sama Ketumbar (Ketumbar ini temannya pacar gue waktu itu)." Hmmm. Sejauh ini masih aman. "Nggg...kalo Garem Halus? Dia pulang sama siapa?" tanya gue lagi. "Ohh. Dia pulang sama Monyet (Monyet di sini adalah pacar gue)." MONYET! BENER-BENER MONYET TUH MONYET! Bisa-bisanya dia nganterin cewek lain  yang tidak lain adalah mantannya sendiri di depan gigi dan idung pacarnya. Gue yang marah setengah mati hampir saja menciptakan gelombang tsunami di dalam kolam renang. Tapi semua hal itu gak gue lakukan karena ada hal yang lebih penting untuk gue pikirkan. GUE BALIK SAMA SIAPA? Gue yang putus asa pun akhirnya menelepon Hendrikson untuk minta anter pulang. Nah ini nih enaknya punya sahabat cowok. Bisa dijadiin tukang ojek gratis:) *kemudian dibakar Hendrikson hidup-hidup* Karena Hendrikson yang nganterin gue pulang inilah yang mungkin buat pacarnya Hendrikson waktu itu kesel. Padahal ya mbak, pas di jalan gue sama Hendrikson gak ngapa-ngapain :((( Jangankan niat, tumbuh nafsu aja enggak :(((( Di jalan gue malah nangis-nangis dibonceng Hendrikson gara-gara monyet sialan itu! Sedangkan Hendrikson? Dia cuma ngetawa-ngetawain gue yang nangis-nangis gak jelas. Friendship goal banget bukan?:) Friendship goal gigi elu longsor!! Tapi semenjak kejadian itu gue menyadari bahwa Hendrikson ini adalah orang baik. 

Walaupun Hendrikson ini merupakan salah satu sahabat gue, gue paling males cerita tentang cowok ke dia. Ibarat kata gue lagi desperate akibat permasalahan percintaan, pas gue cerita ke dia gue malah makin desperate. "Gue lagi galau banget nih gara-gara dia. Gue gak ngerti harus gimana lagi ke dia. Keknya gue mau nyerah aja deh. HUHUHU." Normal friend be like : "Duhh yang sabar yaa. Dia orangnya memang kek gitu. Kalo mau nyerah mending dipikir-pikir lagi deh." and Hendrikson as my friend be like: "Lah ngapain nyerah? Mending lu bunuh diri aja. Biar selesai semuanya." Teman dan musuh kadang-kadang memang bisa satu selimut yah:) 

Meskipun begitu, kadang-kadang Hendrikson ini bisa macem motivator dengan mengirim kata-kata penuh motivasi. Dia pernah ngirim kata-kata ini pas gue lagi galau-galaunya karena seorang cowok (Bukan. Bukan karena mantan gue. Tapi karena monyet yang lainnya).

When you feel like you need to cry, when you want to just get it out, relieve some of the pressure from the inside - that is true pain. Because no matter how hard you try or how bad you want to, you can’t. That pain just stays in place. Then, if you are lucky, one small tear may escape from those eyes that water constantly. That one tear, that tiny, salty, droplet of moisture is a means of escape. Although it’s just a small tear, it is the heaviest thing in the world. And it doesn’t do a damn thing to fix anything.
Bisa ngomong layaknya manusia pada umumnya juga si Hendrikson ini yaaa. Btw, kata-katanya keren kan? Hendrikson ini lagi jomblo loh. Udah dari lama lagi jomblonya. Kalo lo mau dikirimi kata-kata manis seperti di atas dengan memulai menjalin hubungan bersama Hendrikson, lo boleh hubungi gue. Nanti gue kirimin kontaknya Hendrikson ke elo #Vacancy #JualTemen.  Sebagai pemanasan sebelum memulai hubungan bersama Hendrikson yang pastinya akan mengguncang jiwa dan raga, lo harus tau dulu kapan ulang tahunnya Hendrikson. Hendrikson lahir pada tanggal 4 Juli. YAAAKKK BETOOLLLL! HARI INI HENDRIKSON MERAYAKAN ULANG TAHUNNYA YANG KE 85! TERETOREEETTTTT!!!!

Happy Birthday ya mbah! Tulisan ini daku persembahkan untuk engkau yang sedang berulang tahun. Gak usah ngerasa sok spesial. Karena kamu lebih dari spesial:) ANJEERRR GUE MAU MUNTAH!!! 

Semoga segala yang terbaik bagimu ywaa. Jangan lupa kadoku pas tanggal 26 September!



Tertanda,
Mbah Galau,
yang mencintai jodohnya. 


Happy birthday and makan-makan!!!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga

Topik materi malam ini menarik sekali bagiku yaitu "Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga." Disampaikan oleh Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog. Ketika remaja, konsep pernikahan di kepalaku adalah mencari seseorang yang bisa diajak hidup bahagia bersama.  Namun seiringnya berjalannya waktu (tua maksudnya), konsep tersebut menjadi bergeser. Di kepalaku sekarang ketika mencari pasangan hidup bukan lagi soal orang yang bisa diajak hidup bahagia. Tetapi seseorang yang bisa diajak berkonflik bersama. Maksudnya bukan berarti tidak mau bahagia ya. I mean, it's an automatic lah. Siapasih yang tidak mau menikah sama orang yang kita bahagia ketika bersamanya? Tapi tidak semua orang bisa diajak berkonflik bersama secara sehat. Materi malam ini sebagian besar membahas hal tersebut; konflik peran sebagai istri, konflik dalam rumah tangga, kunci dalam konflik, 4 horsemen of apocalypse, dan  fair fight guideline.    PERAN ISTRI Sesi kelas dibuka dengan pertanyaan, bagaimana gambar...

Lapis Legit: Kue Manis, Tak Seperti Janjimu

Sebentar lagi lebaran. Para keluarga pun sibuk mempersiapkan berbagai hal demi menyambut hari kemenangan. Dari yang mulai beli baju lebaran, ngecat pager, renovasi rumah, memberantas kejahatan, sampai nyiapin template buat minta maaf ke mantan. Hmmm. Salah satu tradisi yang gak afdol rasanya kalau gak dilakuin menjelang lebaran adalah, membuat kue lebaran. Keluarga gue salah satu dari sekian milyar keluarga yang melakukan tradisi itu. Keluarga dari nyokap gue merupakan suku asli Lampung. Jadi mereka hari ini membuat salah satu kue khas Lampung yaitu lapis legit. Gue yang belum pernah ikutan buat kue ini jadi penasaran buat ikutan. Yah lumayan kan ya buat jadi bahan ngeblog. Biar tulisan gue di blog ada manfaatnya di mata masyarakat *berdiri di pinggir jurang* *rambut berkibar-kibar* Lapis legit merupakan salah satu kue khas Lampung. Kenapa namanya lapis legit? Itu karena bentuk kuenya yang berlapis-lapis dan rasanya yang legit #InfoKue #SayaBertanya #SayaMenjawab. K...

Review: Puberty Doesn't Hit Me Hard, Skincare Does

Ciao! Come stai? Sto molto bene . Aweu gaya banget kan pembukaan gue pake Bahasa Itali? Maklum, akhir-akhir ini gue lagi belajar Bahasa Italia biar kalo ketemu Rossi gak uu aa uu aa. Btw, quick fun fact: gue baru tau arti zupa (Bahasa Italia) adalah sup. Jadi zupa soup artinya sup sup. Sungguh pengulangan yang sangat mengulang. OKAY ENOUGH FOR THE INTRO! Kali ini gue mau membahas tentang skincare routine gue (cailaaaahh skinker rutin) dan sederet pengalaman gue saat muka sedang jerawatan. Hiks masa-masa kelam itu *nangis di pundak kokoh Ronaldo*   Jadi, gue baru mengenal skinker itu saat usia gue menginjak 22 tahun. Sejak gue puber jaman-jaman SMP itu gue gak ngerti skinker. Gue cuma make facial wash doang. APA ITU TONER APA ITU SERUM APA ITU MOISTURIZER?! Bodoh banget gue dulu tuh soal perawatan kulit. Pas SMP gue nyobain sih make Viva. Tapi pas gue pake milk cleanser dari Viva kulit muka gue terasa panas terbakar gitu. Apaqa kulit qu saat itu menginjak teras nerak...