Gue punya teman. Teman sepermainan. Di mana ada dia, selalu ada aku *you sing you lose* Nama temen gue kali ini adalah Dhiyaa. Kenapa gue bilang di mana ada dia selalu ada aku? Karena di semester 6 ini kami merupakan teman sekelas dan mengontrak mata kuliah pilihan yang sama. Maka di sini lah gue. Terjebak hari-hari yang sudah pasti tidak romantis bersama Dhiyaa. Kami mengontrak mata kuliah pilihan yang sama karena kami sama-sama murtad dari konsentrasi yang kami pilih pada awalnya. Gue awalnya memilih konsentrasi psikologi sosial. Sedangkan Dhiyaa....ngg..Dhiyaa....nggg....Eh memangnya Dhiyaa tuh temen seangkatan gue ya dari awal?
Pas awal kuliah, gue gak terlalu deket sama Dhiyaa. Salahnya Dhiyaa juga sih jadi orang kok ya gak terkenal-terkenal amat. Lagian pas awal masuk kuliah Dhiyaa juga gak ada manfaatnya sih buat gue #GueSiKapitalis. Awal-awal kuliah gue hanya sebatas kenal Dhiyaa sebagai anak kelas A yang kulitnya putih buangeettt. Asli sis, putih be ge te (read: putih banget). Kalo Dhiyaa dijejerin sama HVS A4, beuuhhh tuh HVS dijamin langsung ngundurin diri jadi kertas sangking kalah putihnya. Gue aja nyampe heran kok bisa kulit Dhiyaa tuh putih banget. Gue sempet berpikiran, pasti Dhiyaa tuh pake obat-obatan pemutih gitu deh. Jadi bisa putih banget gitu. Atau jangan-jangan dia operasi plastik. Dih putih gak alami! Atau jangan-jangan, Dhiyaa tuh putih karena pake susuk. Astaghfirullah.....imajinasi gue beleberan kemana-mana. Pokoknya Dhiyaa tuh salah satu mahasiswa terputih di angkatan gue. Sangking putih dan beningnya, usus dua belas jarinya bisa nyampe keliatan. Wadidaw~
Gue mulai merasakan eksistensi Dhiyaa ketika dia pacaran sama salah satu temen deket gue. Sebut saja pacar dia waktu itu Aqua Gelas. Karena Dhiyaa pacaran sama Aqua Gelas yang notabenenya adalah temen deket gue, gue jadi kepo dong! Gue jadi sering ngobrol sama Dhiyaa. Pas awal-awal gue ngobrol sama Dhiyaa, gue berpikiran "Oh ini pacarnya Aqua Gelas. Boleh juga. Tapi bagusan gue kemana-mana sih." *dibakar warga* Pssstttt..katanya, si Dhiyaa ini pernah cemburu ke gue karena kedekatan gue dengan Aqua Gelas. Kenapa sih gue selalu dicemburui?:) Apakah aura bintang ini terpapar terlalu nyata membelah garis khatulistiwa dan mendarat di langit Jakarta? Lelah Rapunzel. Hubungan Dhiyaa dengan Aqua Gelas tidak berlangsung lama. Keretakan hubungan Dhiyaa dengan Aqua Gelas inilah yang membuat kami makin akrab dan dekat. Dhiyaa sering nyeritain Aqua Gelas ke gue. Sampe-sampe gue tau gimana prosesi putusnya Dhiyaa dan Aqua Gelas. Maaf ya Aqua Gelas, gue sama Dhiyaa sering ngomongin elu di belakang.
Kalo lo tanya ke angkatan Psikologi UPI 2013 tentang Dhiyaa, pasti jawaban mereka akan sama. "Eh lo tau Dhiyaa gak?" "Oh Dhiyaa yang tukang gosip itu ya?" atau "Eh lo kenal Dhiyaa?" "Kenal. Tukang ghibah tuh anak. Ati-ati aja deh lo!" Dhiyaa memang public enemy di angkatan kami:) Sabar ya Dhiyaa. Aku yakin kamu bisa melalui hujatan ini semua. Lihat Bela Sofie! Contoh dia Dhiyaa! Contoh dia! Dia tetap bisa bertahan bagaikan batu karang meski diterpa berbagai hujatan! Kamu pasti bisa! Pasti! *memandang mata Dhiyaa dengan tatapan nanar*
Yep! Dhiyaa dikenal sebagai ratu gosip di angkatan kami. Kalo Dhiyaa masih hidup di 5 tahun mendatang, bisa dipastikan gelarnya akan semakin melebarkan sayap dan berubah menjadi ratu gosip sejagat raya. Intelektual sekali ya gelarnya. Gosip apa aja dia tau. Dari dalam maupun luar fakultas. Dari angkatan atas hingga angkatan bawah. Lo mau nyari berita apa juga tinggal dateng ke Dhiyaa sambil ngasih keyword-nya. Kalo di skripsi, Dhiyaa ini ibarat daftar pustakanya. Setiap gue dan temen-temen ngumpul dan ngobrolin sesuatu maupun seseorang, Dhiyaa selalu berada di sana (gue juga heran. Setiap gosip tuh anak selalu adaaaa aja). Kalo gue dan temen-temen lagi berdiskusi kecil (diskusi kecil ini beda ya sama gosip. Jangan tanya di mana perbedaannya. Ya pokoknya beda aja!) Dhiyaa awalnya pasti diem aja. Dhiyaa terlebih dahulu mendengarkan dengan seksama. Kemudian dengan gerakan sehalus angin, Dhiyaa menginterupsi pembicaraan kami untuk memberi klarifikasi. Dhiyaa: bukan gitu. Si tatakan cangkir tuh sebenernya gak suka sama si siomay pare. Si siomay parenya aja yang kegatelan ngejer-ngejer tatakan cangkir. Gue dan temen-temen hanya bisa ngowoh mendengar penjelasan Dhiyaa (Do you know what does it mean of ngowoh? Ngowoh is same like tercengang-cengang. In Spanish we called it ngowoh.) Dhiyaa memang memiliki referensi yang luar biasa untuk memberi klarifikasi atas suatu gosip. Dan di sinilah kami, mendengarkan Dhiyaa dengan seksama tanpa tersadar telah terjurumus ke jurang ghibah lebih dalam.
Lo jangan memandang Dhiyaa negatif dulu. Ada sisi positif dari Dhiyaa. Meski sangat sulit ya mencari sisi positif dari Dhiyaa ini. Dhiyaa menyandang predikat sebagai ratu gosip karena dia tau segala informasi. Dia tau segala informasi karena orang-orang pada cerita masalahnya ke Dhiyaa. Jadi bias yaaa, siapa di sini yang sebenarnya bodoh. Gue perhatiin, temen-temen gue ini memang pada deket sama Dhiyaa. Dan mereka pada nyaman cerita ke Dhiyaa. Yah...meskipun cerita mereka akan di-retelling sama Dhiyaa ke orang lain. Kalo Gunung Merapi punya Mbah Marijan sebagai kuncen, maka Psikologi UPI 2013 punya Dhiyaa! Dhiyaa tinggal syuting iklan kuku bima roso roso ajanih buat menyamai karir Mbah Marijan. In short words, Dhiyaa ini salah satu orang yang dipercaya untuk dijadiin tempat cerita di angkatan gue.
Berteman sama Dhiyaa nih buat gue jadi pemimpi. Soalnya Dhiyaa juga merupakan seorang pemimpi. Pokoknya setiap gue chattingan sama Dhiya gue jadi selalu keep the dreaming. Lo pasti sekarang lagi berpikir bahwa Dhiyaa nih malaikat tanpa sayap banget ya:) Pemimpi yang gue maksud tuh yang kek gini!
Gue : Dhiii! Hari Rabu ada pelem Eiffe I'm in Love di Trans 7!
Dhiyaa: JAM BERAPA?! BILANG SAMA TITA!! (((TITA)))
atau ini
Dhiyaa: *lagi baca-baca cerita di Kaskus* *kemudian ngechat* Di, kok part 4 nya gak bisa kebuka yaa?
Gue: Bisa kok Dhi. Coba deh di-refresh.
Dhiyaa: Eh iya bisa deng. Biasa.. Sinyal di Paris lagi gak stabil. (((SINYAL DI PARIS)))
atau yang ini
Gue: Dhi, semester depan kita ngontrak matkul pilihannya bareng lagi yah.
Dhiyaa: Heeh! Skripsi kan ya semester depan;) (Padahal semster depan kami belum jatahnya ngambil skripsi).
Lama-lama sifat pemimpi Dhiyaa (dalam artian buruk tentu saja) ini mempengaruhi gue. Gue pun secara tidak sadar menjadi delusi seperti Dhiyaa. Seperti ini :
Dhiyaa : Dii, udah pernah nonton film Mery Riana belum?
Gue : Belum. Emang bagus gitu?
Dhiyaa : Iya! Gih nonton di Trans 7!
Gue : Tapi..... aneh gak sih kalo aku nonton film aku sendiri? (GUE MULAI MENGANGGAP BAHWA DIRI GUE ADALAH CHELSEA ISLAN!)
atau seperti ini
Dhiyaa : Dii, katanya u sakit?!
Gue : Iyanih. Batuk nih tapi gak ada dahaknya.
Dhiyaa : GE WE ES YA DI. HUHU.
Gue : Makasih ya Dhi. Kalo gak sembuh, konser w bisa terancam batal. hix hix (SEKARANG GUE MULAI BERPIKIR BAHWA GUE ADALAH DIVA POP DUNIA!)
Begitulah sedikit gambaran dari ilusi-ilusi kami. Sekarang lo jadi tau kan, kalo kebodohan itu bisa menular.
Selain seorang yang senang berimajinasi secara liar, Dhiyaa ini kadang-kadang omongannya gak difilter. Rokok-rokok di Alfamart aja ada filternya ye. Tapi enggak dengan mulutnya Dhiyaa. Gue kadang-kadang nyampe kaget dan hampir percaya sama apa yang diomongin Dhiyaa. Kalo gue punya penyakit jantung, mungkin kalian tidak akan pernah bisa baca tulisan ini.
Dhiya : Diii, kamu kenapa gak masuk kelasnya Pak Syahnur?
Gue : Gpp Dhi. Males nih. Kenapa?
Dhiyaa: Kata Pak Syahnur, kalo kamu males, kamu mending ngulang aja semester depan.
Gue : ASLINA???
Dhiyaa: HAHAHAHA.
contoh lain
Gue : Di, tadi pas skoring dapet gosip apa aja?
Dhiyaa: Katanya *insert nama (mantan) gebetan gue* mau nikah.
Gue : Asli?
Dhiyaa: WKWKWKWKW
Memang pergaulan bebas banget mulutnya Dhiyaa ini.
Meskipun Dhiyaa ini tukang gosip, tukang delusi, dan mulutnya gak bisa difilter, gue harus menerima kenyataan bahwa Dhiyaa ini salah satu temen deket gue. Entah ini merupakan mudarat atau berkat:) Bagi gue, Dhiyaa ini merupakan manusia yang memang mempunyai dua telinga dan satu mulut. Kenapa gue bilang gitu? Setiap gue cerita, Dhiyaa selalu dengerin dengan seksama. Tanpa lo harus kuliah di jurusan psikologi, lo pasti bisa ngerasain mana orang yang bener-bener dengerin lo pas cerita dan mana yang enggak. Dhiyaa ini merupakan orang yang senantiasa mendengarkan. Saat orang lain lagi cerita, kedua telinganya benar-benar mendengarkan. Dan mulutnya pasif diam. She's not hearing. She's listening. Itu yang buat gue seneng temenan sama Dhiyaa. Mungkin ini juga dirasakan oleh temen-temen angkatan gue yang lain. Kalo soal dia penebar gosip, Dhiyaa ini sebenarnya tau kok mana berita yang pantas untuk dibeberkan dan mana yang tidak. Pada dasarnya, Dhiyaa memang orang yang baik.Setidaknya bagi gue, Dhiyaa adalah orang yang baik.
Status Dhiyaa sekarang ialah seorang fakir asmara. Dhiyaa sudah lama menjomblo. Terhitung sejak zaman mezopolitan. Buat lo yang ngerasa tertarik sama Dhiyaa. Buat lo yang pas baca tulisan ini di dalam hatinya berteriak "Ini nih cewek yang dari dulu gue cari!". Buat lo yang mengagumi pengetahuan Dhiyaa yang luas (tentang gosip), lo bisa ngehubungin gue. Soalnya Dhiyaa ini sudah sangat dehidrasi akan kasih sayang #Vacancy #JualTemen #CuciGudang
Komentar
Posting Komentar