Sabtu kemarin (tepatnya Sabtu 2 tahun yang lalu yaitu tahun 2016) gue liburan ke rumah saudara gue yang terletak di Krui, Lampung Barat. Daerah Lampung Barat ini terkenal dengan wisata pantainya. Banyak pantai-pantai yang masih jarang pengunjungnya. Meskipun begitu, medan yang ditempuh tidaklah mudah. Gue harus menempuh perjalanan selama SEMBILAN JAM. Kalo lo mau berkunjung ke Lampung Barat, pastikan pantat lo harus dalam keadaan fit dan sixpack. Gak hanya waktu perjalanannya aja yang lama, tapi jalannya juga berliku-liku. Namanya juga pegunungan yah. Pasti berkelok-kelok. Kalo udah masuk wilayah Lampung Barat, sisi-sisi jalan tuh isinya pepohonan semua. Hutan gitu deh. Hutan tersebut termasuk kawasan hutang lindung loh. Kebayang kan gimana rimbanya? Pokoknya macem Hutan Amazon deh! <---padahal belum pernah ke Hutan Amazon sedetik pun. Kanan dan kiri sisi jalan juga langsung jurang. Kebayang yah kalo lo nyetirnya dalam keadaan ngantuk. Bukannya nyampe ke Lampung Barat, yang ada lo malah nyampe ke Padang Mahsyar. Wadaw kejauhan ywa~ Jalan berkelok-kelok ini bisa bikin pusing dan mual. Rossi aja kalo balapan di jalan itu gue yakin doi balapnya sambil ngantongin kresek. Takut mabok. Makanya, lo harus dalam keadaan fit kalo mau ke Lampung Barat karena perjalanannya benar-benar tidaklah sebentar dan mudah.
Pas sekitar 8 tahun lalu gue ke rumah saudara gue ini, pantainya masih sepiiiiiiiiiiiiiiiiiii banget. Bahkan gue pernah ke pantai yang pas gue kesana cuma ada gue dan sodara gue doang. Gak ada pengunjung lain. Gila gak? Airnya beeeennniiiinnngggg banget nyampe nerawang gitu lho. Kita bisa liat pasir di dalam pantainya. Gue nyampe bisa liat bintang laut tanpa harus nyelem ke dalam airnya. Gue yang selama ini cuma ngeliat bintang laut dari kartun Spongebob ngerasa excited banget.
Pantainya ini terletak di belakang rumah saudara gue. Malah bisa ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Yahhh sekitar 5 menit lah. Dulu pas 8 tahun lalu, orang yang ke pantai itu bisalah dihitung pake jari. Jari kambing. Karena memang sangking sedikitnya. Bahkan 8 tahun lalu pantai tersebut belum ada namanya. Berbeda dengan sekarang. Pantainya udah lumayan rame. Banyak stan-stan tempat jual makanan dan juga asesoris. Pantainya juga udah bernama. Pantai Wisata Labuhan Jukung, Pesisir Barat.
For your information, Pesisir Barat dan Lampung Barat itu sebenarnya sama aja. Jadi di Lampung itu ada dua bagian yaitu Pesisir dan Pepadun. Pesisir inilah yang daerahnya terletak di pinggiran pantai. Lampung Barat termasuk di dalamnya. Dialek yang digunakan juga berbeda antara Pesisir dan Pepadun. Kalo Pesisir menggunakan dialek Api (a) sedangkan Pepadun menggukan dialek Nyow (o). Contoh:
Bahasa Lampungnya kamu mau apa?
Dialek Nyow : Nikew agow nyow?
Dialek Api : Niku haga api?
contoh lain
Bahasa Lampungnya mau kemana?
Dialek Nyow : Agow adek kedo?
Dialek Api : Haga dipa?
Orang-orang Lampung yang menggunakan dialek nyow, seperti keluarga dari nyokap gue juga kadang susah berkomunikasi menggunakan Bahasa Lampung dengan orang Pesisir sana, karena ada beberapa kosa kata yang memang benar-benar berbeda. Tapi apalah artinya perbedaan? Toh kita masih bisa memakai Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa! Anaknya memang Sumpah Pemuda banget.
Pantai Wisata Labuhan Jukung ini masih bersihhhhhhh banget. Kata saudara gue, banyak bule yang surfing di sana. Pas gue liat, memang ombaknya lumayan gede. Macem Parangtritis. Tapi ya ombaknya gak seheboh di Parangtritis sih. Agak kalem sedikit. Air lautnya biruuu banget. Setelah gue cermati, keknya pantai di daerah Sumatera nih warnanya lebih biru dibandingkan pantai di Jawa. Soalnya waktu gue ke pantai kidul daerah Jogja kesana lagi jauhan dikit, air lautnya tidak sebiru pantai di Lampung Barat ini.
Foto-foto di atas tanpa editan pake filter apapun lho. Diambilnya juga hanya pake kamera hp. Sony Xperia M2. Sebersih itu pantainya memang. Kek hati gue *diketawain malaikat*
Untuk masuk ke Pantai Labuhan Jukung, kita gak perlu bayar tiket karena emang belum dipasang tarif untuk masuk ke pantai ini. Mantap sekali bukan? Orang yang berkujung ke pantai ini rata-rata hanya bermain ombak atau air di pinggiran pantai. Ya orang gila mana juga ya yang main air di tengah pantai. Bahkan Avatar the legend of aang juga harus mikir dua kali buat main air di tengah pantai dengan ombak yang ganas. Gue gak melihat orang yang surfing waktu itu. Mungkin tempat untuk surfing ada di bagian pantai yang lain. Jadi bentuk pantai Labuhan Jukung ini memanjang gitu. Macem pantai kidul gitu lah. Jadi daerah Pantai Labuhan Jukung kesana lagi masih ada pantai-pantai lain yang belum gue jelajahi dan ketahui namanya.
Main ombak di Pantai Labuhan Jukung nih seru banget karena sangking gedenya tuh ombak. Bahkan ombak yang sampai ke bibir pantai kadang ada yang lumayan besar. Gue pernah sampe merinding ngeliatnya. Kalo masuk dalam pantai (bukan di daerah berpasirnya) terus kita diterjang ombak, rasanya badan kek keseret ombak. Hiiiiiii. Gue pernah hampir jatuh dan keseret ombak setelah diterjang ombak (hish too much kata ombak lho. Diganti aja apa kosa katanya? Gulungan air. Halah). Kalo aja adek gue gak cepet narik badan gue, mungkin sekarang gue tidak bisa membagikan kisah legendaris ini ke kalian. Jadi buat kalian yang ingin main ke Pantai Labuhan Jukung atau pantai manapun, hati-hati ya. Kalo lo nafasnya masih pake paru-paru, bukan insang, jangan betingkah berenang nyampe ke tengah laut.
Oh ya, ada satu cerita horor yang gue dapet tentang Pantai Labuhan Jukung. Waktu itu mamak gue manggil tukang pijet dari daerah sana. 9 jam perjalanan ya bok, otomatis organ dalam berasa bergeser semua. Nah setelah mamak gue dipijet, gantian lah giliran gue yang dipijet. Gue sembari cerita-cerita lah tuh ya sama mbok pijitnya. Kira-kira begini rekayasa adegannya,
Mbok pijit : lagi liburan ya?
Gue : Iya hehe.
Mbok pijit: bisa dialek api?
Gue: hehe ikam mak pandai (saya gak bisa)
Mbok pijit: udah main ke Labuhan Jukung?
Gue: udah, kemarin sore.
Mbok pijit: hati-hati yew kalo main di pantai. Ombaknya gede nihan (gede banget). Pantai itu udah banyak makan korban.
TOWENG WENG WENG WENG! Begetar bulu pantat adek ini mendengarnya.
Mendengar penjelasan mbok pijit, gue iseng nyeplos..
Gue: ada penunggunya ya?
Mbok pijit: semua pantai pasti ada penunggunya. Di Labuhan Jukung itu masih ada orang yang ngasih sesajen ke sana. Orang-orang yang tenggelam di sana entah karena jadi tumbal atau apa.
.......
BAIK........
BAIQUE.........
BHAIQUE........
Keesokan paginya, tanpa bermaksud tidak mengindahkan perkataan mbok pijet, gue tetep main ombak di Pantai Labuhan Jukung. Pas gue ke pantai itu lagi, gue melihat spanduk bertuliskan "Dilarang Berenang". Ya rabb, kenapa nih spanduk baru kebaca sekarang setelah gue mendengar cerita horor dan terlanjur bawa sempak buat ganti baju abis renang:(((( Maaf lho pak polisi yang ada di gambar spanduk itu, maaf maaf neh. Saya mewakili diri saya sendiri dan juga jutaan orang yang berenang di Labuhan Jukung meminta maaf karena tidak mematuhi perintah bapak. Huhu:(((
Pas gue sedang asyik mahsyuknya berenang bersama saudara-saudara gue, gue melihat di tengah laut ada perahu gitu. Tulisannya Tim SAR. OMG! Setelah beberapa lama perahu Tim SAR mondar-mandir tengah laut, akhirnya perahu tersebut berlabuh di bagian pantai yang lumayan jauh dari tempat gue berenang. Orang-orang pada berkumpul mengelilingi perahu Tim SAR. Pokoknya jadi heboh deh. Sayup-sayup gue mendengar ada orang yang bilang, "itu ada yang tenggelam". Makjangggg:((((((( Seketika gue melipir ke bibir pantai. Waktu itu gue bingung sih antara mau ke kerumunan orang-orang tersebut atau gak. Soalnya jaraknya lumayan jauh lho. Jalan membelah pasir pantai di pagi menuju siang hari bagai melewati teras neraka. Jadi gue memutuskan untuk tidak melihat kerumunan tersebut. Sampe sekarang, gue gak tau korban tenggelam itu nasibnya gimana dan gimana ceritanya dia bisa sampai tenggelam. Maaf maaf nih ya pembaca! Ceritanya jadi antiklimaks.
Di Pantai Labuhan Jukung juga banyak perahu-perahu seperti gambar di atas. Ada yang digunakan sebagai kendaraan menuju Pulau Pisang. Pulau Pisang ini ya sumpah lo harus nyobain ke sana. Kata bikcik (bibi) gue bagus banget. Lo bisa liat lumba-lumba di sana. Pulau Pisang ini destinasi pariwisata yang cukup populer lho di Krui. Rencananya bulan depan gue mau ke Krui lagi dan Pulau Pisang masuk ke daftar destinasi yang akan gue kunjungi. Awuwuwu. Selain itu, perahu-perahu di Pantai Labuhan Jukung ada yang digunakan untuk menangkap ikan. Ya eyalahh cuy yakali untuk menanak nasi. Seafood di Krui ini yaaa masha Allah. Selain seger-seger harganya juga mursida. Bikcik gue sering banget dah nelen ikan laut dalam kehidupan sehari-harinya. Makan ikan laut berasa makan tempe kali. Bikcik gue sering masak ikan tuhuk. Ikan tuhuk tuh ikan merlin lho. Tapi orang-orang sana nyebutnya ikan tuhuk weka weka. Selain itu bikcik gue pernah membawakan telur penyu. Lucu lho bentuknya. Oval kek telur biasa. Tapi lebih kecil. Seukuran telur ayam kampung tapi lebih kecil lagi. Warnanya putih. Cangkangnya mblenyek-mblenyek gitu gak keras kek cangkang telur ayam. Gue pas disuruh makan telur penyu berasa gak nafsu karena mengingat populasi penyu yang terancam punah. Gue nyicip sedikit aja. Rasanya tuh kek pasir gitu. Grenjel-grenjel. Gak doyan deh gue. Emang lidah gue gak cocok sama makanan fancy. Cocoknya makan sayur genjer dan sebangsanya.
Di Pantai Labuhan Jukung sendiri ada bagian pantai yang masih sepi banget. Gue iseng menyusuri bagian pantai yang sepi tersebut. My curiosity could kill a t-rex. Ombak di bagian pantai yang sepi tersebut lebih besar dan warna airnya lebih biruuuuuuuuu banget. Bagian pantai yang sepi ini jarang didatengin orang karena ombaknya yang emang gila-gilaan banget sih. Nyampe gak berani gue masuk ke dalam air. Mingkem aja udah di pinggir pantai.
Cantik ywaaa.
Pantainya.....
Nah kalo foto di atas, baru deh diedit sedikit. I love you, vscom!
Pas foto-foto di pantai sepi itu cuma ada gue dan saudara gue. Berdua aja udah. Yang lain sedang menyelamatkan dunia. Tapi ada hal yang bikin gue sedih. Di pinggiran pantainya banyak banget sampah. Sampah-sampah plastik gitu. Huhu. Orang-orang yang suka buang sampah sembarangan tuh dulunya pas bayi suka diminumin air rebusan royco apa gimanasih? Huks! Kalo lo termasuk golongan orang-orang yang ke tempat wisata cuma untuk nambah-nambah feed ig tanpa mengindahkan kelestarian lingkungan sekitar, mending lo gak usah mampir ke Pantai Labuhan Jukung. Beranak-pinak aja udah di neraka.
Selain menikmati keindahan pantainya, lo juga harus banget nyobain ngeliat pemandangan sunset di sana. Indah bangettt, Sunset mah di mana-mana juga indah ya. Apalagi kalo di pantai. Tapi mungkin efek si pantainya itu sendiri sepi kali ya. Jadi berasa lebih hikmad aja rasanya menikmati pemandangan matahari tenggelam.
Sekian ulasan gue mengenai Pantai Labuhan Jukung, Pesisir Barat. Gue sangat merekomendasikan tempat ini sebagai destinasi liburan. Bagi lo yang anak pantai banget, yang suka tempat liburan sepi, Pantai Labuhan Jukung lah jawaban dari segala kegundahan anda. Mumpung pantai ini masih sepi. Masih belum dipasang tarif masuk. Saat gue ke pantai ini 2 tahun yang lalu, gue jarang ngeliat orang yang di pantai ini cuma untuk foto-foto selfie gak jelas sana-sini. Kebanyakan pengunjungnya pada menikmati pantai ini dengan berenang atau hanya duduk-duduk di pinggir pantai. Honestly, gue pribadi lebih suka tempat wisata yang model begini. Untuk ke Krui sendiri sebenernya sudah bisa ditempuh menggunakan pesawat. Tapi gue kurang tau berapa tarifnya dan apa nama bandaranya. Next time, pas gue ke Krui lagi gue akan buat review pantai lainnya sekaligus mencantumkan mengenai bandara yang ada di sana.
Dan gue mau berpesan, bagi lo yang mau berkunjung ke Pantai Labuhan Jukung atau pantai-pantai lainnya untuk tidak merusak lingkungan, tidak sompral, gak betingkah dengan sok-sokan berenang nyampe tengah laut dan paling penting tidak membuang sampah sembarangan. Yang hidup di dunia ini kan bukan cuma kita-kita aja sebagai manusia, ikan dan biota laut lainnya juga butuh hidup dengan damai. Bayangkan gimana perasaan penduduk kota bikini bottom kalo kalian buang sampah sembarangan di pantai. Bisa-bisa kartun spongebob gak tayang lagi karena pemainnya pada meninggal akibat keracunan sampah plastik.
Sampai ketemu di review selanjutnya!
From Labuhan Jukung,
With
Komentar
Posting Komentar