Langsung ke konten utama

Review: Pengalaman ke Festival of Light Kaliurang Bersama Anti Ghibah-Ghibah Club

Jogjakarta. Kota berhati nyaman. Tidak hanya terkenal dengan wisata bersejarahnya tetapi juga dengan wisata malamnya. Salah satu wisata malam yang menarik dikunjungi di Jogjakarta adalah Festival of Light Kaliurang.

Festival of Light Kaliurang terletak di Gardu Pandang Turgo, Kaliurang, Sleman Yogyakarta. Dulunya Gardu Pandang Turgo hanyalah gardu yang digunakan untuk melihat pemandangan Gunung Merapi dan dilengkapi dengan taman bermain. Namun sekarang pada malam hari Gardu Pandang disulap menjadi taman lampion. 

Tahun lalu gue berkunjung ke Festival of Light Kaliurang bersama ketiga temen gue, sebut saja pil antimo, klakson angkot dan kresek alfamart. Pertemanan kami diikat dalam paguyuban resmi bernama Anti Ghibah-Ghibah Club. Terdengar seperti nama grup marawis sih tapi ya sudahlah. Biar agak syar'i sedikit gitu kehiduapan gue. Gue tau tentang Festival of Light Kaliurang dari akun twitter @infojogja. Gue kira Festival of Light Kaliurang ini hanya diselenggarakan sekali sepanjang sejarah. Namun ternyata festival ini diselenggarakan tiap tahunnya. Ouch! Gue udah ngerasa eksklusif banget tuh waktu itu eh jebule diadakan tiap tahun to. 

Festival of Light Kaliurang yang gue kunjungi tahun lalu ternyata merupakan Festival of Light edisi tahun 2016 yang mengusung tema The Dragon Castle. Festival of Light ini buka dari tanggal 8 Desember 2016-29 Januari 2017. Seperti yang telah gue katakan sebelumnya, Festival of Light Kaliurang diadakan tiap tahunnya dengan tema yang berbeda-beda. Pada tahun 2015, Festival of Light Kaliurang mengusung tema The Flower Garden, pada tahun 2016 mengusung tema yang berbeda yaitu The Dragon Castle dan pada tahun 2017 Festival of Light Kaliurang mengusung tema The Frozen. 

Sebenernya konsep Festival of Light Kaliurang ini mirip dengan Taman Lampion di Monjali. Taman dengan bentuk-bentuk lampion yang lucu-lucu. Ada yang berbentuk bunga, pohon, jamur, masjid, dan naga sesuai dengan tema Festival of Light pada saat itu. Yang membedakan Festival of Light Kaliurang dengan Taman Lampion Monjali sih udah pasti tempatnya ya bok. Festival of Light Kaliurang ini kan berada  di puncak. Jadi terdapat suasana kabut-kabut gitu. Cocok buat untuk nembak gebetan. Kalo diterima suasanya makin romantis. Kalo ga diterima ya lo bisa langsung suntrungin doi ke jurang. 

 

 

Gue suka banget sama bentuk lampion bunga-bunga kek foto di atas. Luvvu. Lucu dan luvyuuu. Oya foto di atas diambil pake kamera hp Sony Xperia M2 gue. Kalo diambil pake hp LG punyanya klaskon angkot, warna lampionnya jadi beda lho #WowFakta. Warnanya berubah jadi grup band. Ungu. HAHAHA LUCU BANGET GILA JANGAN LUPA LIKE DAN SUBSCRIBENYA YA!

 


Selain lampion berbentuk bunga yang udah mekar, ada juga lampion yang berbentuk bunga masih kuncup. 

 

Awalnya, gue kira lampion di bawah ini bentuknya berupa jamur. Tapi pas gue liat-liat lagi, ternyata bunga-bungaan. Ku merasa dikhianati oleh imajinasi. Yaudah. Kita anggap aja jamur ya. Biar lebih keliatan bervariasi gitu #MenolakKenyataan. 

 

Ini lampion berbentuk naga yang segede ego kamu dan setinggi gengsi kamu. 

 

 

Terus juga ada lampion bentuk masjid gitu. Pas itu gue mikir "wih bentuk masjid nih. Dalam rangka menyambut bulan ramadhan nih pasti." Padahal bulan ramadhan masih lama. Baru juga tahun baruan. Begitulah akibatnya kalo punya otak cuma sesendok.  



 

Gue berangkat ke Festival of Light naik motor dari daerah Jakal. Gue dibonceng kresek alfamart. Sedangkan klakson angkot dibonceng pil antimo. Jalan menuju Festival of Light Kaliurang ini cukup mudah. Maksudnya gak nyampe ngelewatin semak-semak, membelah laut merah atau nebangin hutan belantara dulu. Pokoknya dari Jakal jaraknya kurang lebih 20 km menuju puncak Kaliurang. Gue sampai di Kaliurang sekitar pukul 20.00 wib.  Tiket masuk ke Festival of Light Kaliurang yang harus gue bayar adalah sebesar Rp. 20.000 karena waktu itu gue ke sananya pas weekend. Kalo weekdays harga tiketnya Rp. 15.000. 

Festival of Light Kaliurang ini bentuknya taman gitu. Luas bangettt. Lampionnya ada yang digantungin di pohon, dihamparin di rerumputan dan ada juga yang dibentuk-bentuk seperti foto-foto di atas. Jujur ya, gue nyampe harus duduk dulu gara-gara kecapekan ngeliatin lampionnya satu-satu. Apakah ini faktor u? Unyu.

Ini lampionnya lucu deh. Di pasang di pohon-pohon di sisi-sisi jalan setapak. Jadi pas gue ngelewatin jalan setapak tersebut gue berasa berjalan menuju panggung spektakuler Indonesia Idol. 


Ini salah satu bentuk lampion favorit gue karena bentuknya mirip London Eye. Pokoknya semua komidi putar gue anggep mirip London Eye. Titik. Jangan didebat.


Dan best of the best-nya adalah lampu yang dihampar di rerumputan.







 


Meskipun lampunya indah-indah banget bikin tangan gatel mau foto-foto atau selfie-selfie, tapi kalian jangan sampe norak masuk ke area rumput itu ya. Pengunjung dilarang menginjak rumput yang dihiasi lampu hias dan mengangkat jaringan lampu tersebut. Berbahaya. Soalnya ternyata lampu-lampu tersebut memiliki tegangan yang tinggi. Ditambah lagi jika satu jaringan kabelnya rusak maka akan berdampak pada jaringan lainnya. Sebenernya di area sekitar rumput sudah dipasang papan larangan untuk tidak menginjak rumput, tapi masih ada aja pengunjung yang bandel. HM! Inilah akibatnya kalo pas kecil imunisasinya pake vaksin palsu. 

Ini gambar papan peringatannya



Keliatan gak?

Hihi itu foto guwehhhhh. Cahaya lampionnya ngebantu banget Ya Allah.

Nih gue zoom ya biar tulisan di papanya keliatan.

 

#Tetep

#MukaGakBolehKeCrop

#MukaHarusOnPoint

Gue waktu itu ke Festival of Light Kaliurang tanggal 6 Januari 2017. Masih dalam suasanya tahun baru gitu. Ditambah weekend pula. Jadi banyakkk buanget pengunjungnya. Terutama pengunjung yang lagi pacaran. APA TIDAK ADA TEMPAT LAIN?! Selain itu banyak juga sekumpulan ABG hits yang bergerombol untuk hunting foto. Mana kameranya kamera SLR itu bok. Gue dan temen-temen Anti Ghibah-Ghibah Club lain yang cuma bisa foto-foto pake kamera hp merasa tersisihkan dari pergaulan. Oya, di Festival of Light Kaliurang kalian tidak perlu takut untuk tidak bisa buang air kecil maupun besar karena disediakan toilet umum. Ada juga penjual minuman maupun makanan ringan. Gue dan temen-temen Anti Ghibah-Ghibah Club gak beli minum pas di sana meski kami kehausan, karena biasanya harga minuman di tempat wisata suka tiba-tiba gak masuk akal. Kami lebih memilih dehidrasi ketimbang membeli sebotol Aqua yang harganya bisa dipake buat ngebeli harkat dan martabat Bill Gates.

Ini dia foto para member Anti Ghibah-Ghibah Club 

 


Dari kiri ke kanan itu ada kresek alfamart - si cantik - klakson angkot - pil antimo. Cerita dibalik pengambilan foto tersebut sangatlah low budget. Foto tersebut diambil dengan kamera hp LG-nya klakson angkot. Terus kami semua kan harus masuk frame tuh jadi gak ada yang motoin. Mau minta tolong orang buat fotoin tapi kami sungkan. Jadi bagaimanakah caranya foto itu diambil? 

Caranya adalah...


Hpnya ditarok di batu-batuan:) 
 

Ya Allah strugle is real. Di saat kami foto-foto cuma pake kamera hp terus ditarok di batu-batuan sebagai pengganti tripod, di depan kami tuh ada segerombolan ABG yang lagi foto-foto pake kamera SLR gitu. Kalo inget-inget momen itu rasanya  gak sabar deh  jadi kaya-raya. 

Terlepas dari foto dengan konsep low budget gue tersebut, Festival of Light Kaliurang sangatlah worthy untuk dikunjungi. Apalagi Festival of Light Kaliurang hanya diadakan pada tanggal-tanggal tertentu dan cuma sekali dalam setahun. Acara yang diadakan di Festival of Light Kaliurang kayaknya makin gila-gilaan sih bagusnya. Kemarin gue baca-baca review tentang Festival of Light tahun 2017 dengan tema The Frozen. Sesuai dengan temanya, suasana Festival of Light Kaliurang dibuat dengan suasana salju-salju gitu. Di dalamnya juga terdapat acara dancing fountain show. Dancing fountain show merupakan atraksi air mancur yang mengadopsi show dari Singapura. Atraksi yang disajikan berupa air mancur menari dengan tembakan laser, water screen, serta semburan api. Dan untuk menikmati itu semua pengunjung cukup membayar Rp. 25.000 di hari biasa dan Rp. 30.000 di hari akhir pekan. Mati dalam keadaan bahagia gak lo? 

 
cr: youtube.com

Untuk Festival of Light Kaliurang edisi tahun 2018 gue belum dapet infonya sih. Kalo lo berencana ke Festival of Light Kaliurang, gue rekomendasiin follow twitter @infojogja atau instagramnya @explorejogja. Akun-akun tersebut sangat update tentang event-event dan tempat wisata di Kota Jogja. 

Inget, kalo ke tempat wisata biasakan untuk mematuhi semua peraturan yang ditetapkan ya. Budayakan untuk mengantri dan membuang sampah pada tempatnya. Oke, ketiak kobra?





Selamat menikmati keindahan Kota Jogja dari atas ketinggian ditemani lampu-lampu indah!
Kota yang indah memang seharusnya dinikmati dengan cara yang indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga

Topik materi malam ini menarik sekali bagiku yaitu "Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga." Disampaikan oleh Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog. Ketika remaja, konsep pernikahan di kepalaku adalah mencari seseorang yang bisa diajak hidup bahagia bersama.  Namun seiringnya berjalannya waktu (tua maksudnya), konsep tersebut menjadi bergeser. Di kepalaku sekarang ketika mencari pasangan hidup bukan lagi soal orang yang bisa diajak hidup bahagia. Tetapi seseorang yang bisa diajak berkonflik bersama. Maksudnya bukan berarti tidak mau bahagia ya. I mean, it's an automatic lah. Siapasih yang tidak mau menikah sama orang yang kita bahagia ketika bersamanya? Tapi tidak semua orang bisa diajak berkonflik bersama secara sehat. Materi malam ini sebagian besar membahas hal tersebut; konflik peran sebagai istri, konflik dalam rumah tangga, kunci dalam konflik, 4 horsemen of apocalypse, dan  fair fight guideline.    PERAN ISTRI Sesi kelas dibuka dengan pertanyaan, bagaimana gambar...

Review: Puberty Doesn't Hit Me Hard, Skincare Does

Ciao! Come stai? Sto molto bene . Aweu gaya banget kan pembukaan gue pake Bahasa Itali? Maklum, akhir-akhir ini gue lagi belajar Bahasa Italia biar kalo ketemu Rossi gak uu aa uu aa. Btw, quick fun fact: gue baru tau arti zupa (Bahasa Italia) adalah sup. Jadi zupa soup artinya sup sup. Sungguh pengulangan yang sangat mengulang. OKAY ENOUGH FOR THE INTRO! Kali ini gue mau membahas tentang skincare routine gue (cailaaaahh skinker rutin) dan sederet pengalaman gue saat muka sedang jerawatan. Hiks masa-masa kelam itu *nangis di pundak kokoh Ronaldo*   Jadi, gue baru mengenal skinker itu saat usia gue menginjak 22 tahun. Sejak gue puber jaman-jaman SMP itu gue gak ngerti skinker. Gue cuma make facial wash doang. APA ITU TONER APA ITU SERUM APA ITU MOISTURIZER?! Bodoh banget gue dulu tuh soal perawatan kulit. Pas SMP gue nyobain sih make Viva. Tapi pas gue pake milk cleanser dari Viva kulit muka gue terasa panas terbakar gitu. Apaqa kulit qu saat itu menginjak teras nerak...

Lapis Legit: Kue Manis, Tak Seperti Janjimu

Sebentar lagi lebaran. Para keluarga pun sibuk mempersiapkan berbagai hal demi menyambut hari kemenangan. Dari yang mulai beli baju lebaran, ngecat pager, renovasi rumah, memberantas kejahatan, sampai nyiapin template buat minta maaf ke mantan. Hmmm. Salah satu tradisi yang gak afdol rasanya kalau gak dilakuin menjelang lebaran adalah, membuat kue lebaran. Keluarga gue salah satu dari sekian milyar keluarga yang melakukan tradisi itu. Keluarga dari nyokap gue merupakan suku asli Lampung. Jadi mereka hari ini membuat salah satu kue khas Lampung yaitu lapis legit. Gue yang belum pernah ikutan buat kue ini jadi penasaran buat ikutan. Yah lumayan kan ya buat jadi bahan ngeblog. Biar tulisan gue di blog ada manfaatnya di mata masyarakat *berdiri di pinggir jurang* *rambut berkibar-kibar* Lapis legit merupakan salah satu kue khas Lampung. Kenapa namanya lapis legit? Itu karena bentuk kuenya yang berlapis-lapis dan rasanya yang legit #InfoKue #SayaBertanya #SayaMenjawab. K...