Sejak tawaf pertama, rasanya ingin sekali lebih dekat dengan Ka’bah dan memeluk-Nya. Tapi belum bisa, karena salah satu larangan ihram adalah tidak boleh mengenakan atau terkena wewangian, sedangkan kiswah Ka’bah selalu diolesi parfum. Setiap sholat fardu di pelataran Ka’bah pun rasanya dekat tapi tetap jauh untuk bisa menyentuhnya. Pada hari ketiga di Makkah, aku dan adikku memutuskan untuk melakukan tawaf sunnah pada dini hari sekaligus mencoba mencium Ka’bah. Ekspektasinya sih dini hari lebih sepi. Eh tapi ternyataaa☺️☺️ ya kalo mau sepi mah jalanan kampung lu ketika lebaran noh😀😔🫵 Sebelum berangkat aku sempat bertanya, “Yakin, Dek? Kita cuma berdua aja?” Adikku mengangguk. Bermodal bismillah, kami pun berangkat. Selama tawaf, aku terus berdoa, “Ya Allah, lindungi kami. Kalau terjadi sesuatu, kami tidak punya siapa-siapa untuk menolong.” Karena biasanya, untuk bisa mencium Ka’bah, perlu didampingi laki-laki yang bisa membuka jalan...