Langsung ke konten utama

Mencium Ka'bah

Sejak tawaf pertama, rasanya ingin sekali lebih dekat dengan Ka’bah dan memeluk-Nya. Tapi belum bisa, karena salah satu larangan ihram adalah tidak boleh mengenakan atau terkena wewangian, sedangkan kiswah Ka’bah selalu diolesi parfum.  

Setiap sholat fardu di pelataran Ka’bah pun rasanya dekat tapi tetap jauh untuk bisa menyentuhnya.  

Pada hari ketiga di Makkah, aku dan adikku memutuskan untuk melakukan tawaf sunnah pada dini hari sekaligus mencoba mencium Ka’bah. Ekspektasinya sih dini hari lebih sepi. Eh tapi ternyataaa☺️☺️ ya kalo mau sepi mah jalanan kampung lu ketika lebaran noh😀😔🫵  

Sebelum berangkat aku sempat bertanya, “Yakin, Dek? Kita cuma berdua aja?” Adikku mengangguk. Bermodal bismillah, kami pun berangkat.  

Selama tawaf, aku terus berdoa, “Ya Allah, lindungi kami. Kalau terjadi sesuatu, kami tidak punya siapa-siapa untuk menolong.” Karena biasanya, untuk bisa mencium Ka’bah, perlu didampingi laki-laki yang bisa membuka jalan dan melindungi kita.  

Setelah tawaf ketujuh, kami melipir ke sisi Ka’bah, daerah Rukun Yamani. Bergandengan tangan, kami mencoba masuk ke kerumunan. Alhamdulillah, entah bagaimana caranya, tiba-tiba kami sudah tepat di depan Ka’bah.  

Bisa mencium dan menempelkan wajah di Ka’bah. Memohon ampun. Memohon kasih dan sayang-Nya. Kami bisa mencium Ka’bah lamaaaa sekali. Masya Allah. Tidak ada yang mendorong. Tidak ada yang menghimpit. Tenang dan nyaman sekali. Bahkan sempat mengambil foto.  

Saat itu kami tidak tahu kalau tindakan kami mencoba mencium Ka’bah berdua saja bisa jadi berbahaya, karenaaa…  

Ketika mencoba mencium Ka’bah untuk kedua kalinya, kami didampingi muthowif. 

Aku bisa dengan mudah mencapai Ka’bah dan menciumnya lagi. Tapiii, pas mau keluar, tiba-tiba dihimpit laki-laki bule besar banget. Sumpah, sampai nggak bisa napas! Dalam hati langsung, “Mampus nih gue. Beneran mati kali nih gue di sini.” Karena memang sesak banget, nggak bisa gerak sama skeali. Lagi-lagi aku cuma bisa berdoa, "Tolong hamba, ya Allah.”

Alhamdulillah, muthowif berhasil menarikku keluar.  

Ya Allah, kalau bukan karena perlindungan-Mu saat pertama kali kami mencium Ka’bah, mungkin hasilnya kami bisa wassalam 🥲😭  

Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir..Benar adanya…

Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Dia sebaik-baik pelindung, sebaik-baik pemimpin, dan sebaik-baik penolong

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga

Topik materi malam ini menarik sekali bagiku yaitu "Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga." Disampaikan oleh Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog. Ketika remaja, konsep pernikahan di kepalaku adalah mencari seseorang yang bisa diajak hidup bahagia bersama.  Namun seiringnya berjalannya waktu (tua maksudnya), konsep tersebut menjadi bergeser. Di kepalaku sekarang ketika mencari pasangan hidup bukan lagi soal orang yang bisa diajak hidup bahagia. Tetapi seseorang yang bisa diajak berkonflik bersama. Maksudnya bukan berarti tidak mau bahagia ya. I mean, it's an automatic lah. Siapasih yang tidak mau menikah sama orang yang kita bahagia ketika bersamanya? Tapi tidak semua orang bisa diajak berkonflik bersama secara sehat. Materi malam ini sebagian besar membahas hal tersebut; konflik peran sebagai istri, konflik dalam rumah tangga, kunci dalam konflik, 4 horsemen of apocalypse, dan  fair fight guideline.    PERAN ISTRI Sesi kelas dibuka dengan pertanyaan, bagaimana gambar...

Lapis Legit: Kue Manis, Tak Seperti Janjimu

Sebentar lagi lebaran. Para keluarga pun sibuk mempersiapkan berbagai hal demi menyambut hari kemenangan. Dari yang mulai beli baju lebaran, ngecat pager, renovasi rumah, memberantas kejahatan, sampai nyiapin template buat minta maaf ke mantan. Hmmm. Salah satu tradisi yang gak afdol rasanya kalau gak dilakuin menjelang lebaran adalah, membuat kue lebaran. Keluarga gue salah satu dari sekian milyar keluarga yang melakukan tradisi itu. Keluarga dari nyokap gue merupakan suku asli Lampung. Jadi mereka hari ini membuat salah satu kue khas Lampung yaitu lapis legit. Gue yang belum pernah ikutan buat kue ini jadi penasaran buat ikutan. Yah lumayan kan ya buat jadi bahan ngeblog. Biar tulisan gue di blog ada manfaatnya di mata masyarakat *berdiri di pinggir jurang* *rambut berkibar-kibar* Lapis legit merupakan salah satu kue khas Lampung. Kenapa namanya lapis legit? Itu karena bentuk kuenya yang berlapis-lapis dan rasanya yang legit #InfoKue #SayaBertanya #SayaMenjawab. K...

Review: Puberty Doesn't Hit Me Hard, Skincare Does

Ciao! Come stai? Sto molto bene . Aweu gaya banget kan pembukaan gue pake Bahasa Itali? Maklum, akhir-akhir ini gue lagi belajar Bahasa Italia biar kalo ketemu Rossi gak uu aa uu aa. Btw, quick fun fact: gue baru tau arti zupa (Bahasa Italia) adalah sup. Jadi zupa soup artinya sup sup. Sungguh pengulangan yang sangat mengulang. OKAY ENOUGH FOR THE INTRO! Kali ini gue mau membahas tentang skincare routine gue (cailaaaahh skinker rutin) dan sederet pengalaman gue saat muka sedang jerawatan. Hiks masa-masa kelam itu *nangis di pundak kokoh Ronaldo*   Jadi, gue baru mengenal skinker itu saat usia gue menginjak 22 tahun. Sejak gue puber jaman-jaman SMP itu gue gak ngerti skinker. Gue cuma make facial wash doang. APA ITU TONER APA ITU SERUM APA ITU MOISTURIZER?! Bodoh banget gue dulu tuh soal perawatan kulit. Pas SMP gue nyobain sih make Viva. Tapi pas gue pake milk cleanser dari Viva kulit muka gue terasa panas terbakar gitu. Apaqa kulit qu saat itu menginjak teras nerak...