Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

#30DayChallenge: Perihal 30 Day Challenge

     Hari ini adalah hari ke-30 dari #30DayChallenge ku. Aku memulai challenge ini tanpa 'berpikir panjang'. Tiba-tiba kepikiran, tiba-tiba ku merasa tertarik, tiba-tiba buka laptop dan jadilah tulisan pertamaku untuk 30 Day Challenge.      Sebagai seseorang yang ambisius dan  goal oriented, aku merasa 30 Day Challenge sangat membantuku. Ada mimpi-mimpi yang sangat besar sehingga aku merasa untuk mencapainya aku membutuhkan tangga yang begitu panjang. Dengan memecah mimpi besar menjadi tangga-tangga kecil, aku merasa aku bisa menggapai mimpi besar itu. Dan 30 Day Challenge adalah tangga-tangga kecilku.     Aku kemudian iseng mencari artikel Psychology Today yang membahas tentang 30 Day Challenge. Dan ternyata ada! Artikel tersebut berjudul Trouble With Long-Term Goals? Set 30-Day Challenges Instead. Ditulis oleh seorang psikoterapis bernama Amy Morin.     Menetapkan tantangan 30 hari dapat menjadi cara yang efektif untuk menciptaka...

#30DayChallenge: Pre Menstrual Syndrome (PMS)

     Setidaknya sekali dalam sebulan aku mengeluhkan menjadi perempuan yaitu ketika PMS. Dibuahi bikin effort, gak dibuahi pun tetap bikin effort. Beberapa atau bahkan banyak perempuan yang menderita secara fisik, emosi dan kognitif selama PMS . Contoh gejala saat PMS adalah sakit kepala, nyeri payudara, kram, bloating, nyeri otot (gejala fisik). Mengalami masalah emosi seperti kemarahan, kecemasan, lekas marah dan kesedihan. Gejala kognitif seperti kesulitan berkonsentrasi, pengambilan keputusan yang buruk.      Mungkin masih banyak yang menganggap PMS adalah menstruasi.  Pre menstrual syndrome atau PMS merupakan istilah yang menggambarkan gejala-gejala di atas sebelum terjadinya menstruasi . P MS terjadi beberapa hari atau bahkan beberapa minggu sebelum terjadinya menstruasi.     Aku tuh eneg bangetz pake z sama PMS. Bawaannya lemes kek abis disentak brimob, dada nyeri, perut bloating, mellow (tiba-tiba suka nontonin video sedih-sedih lalu ...

#30DayChallenge: Tips Tidur Berkualitas

    Tulisan ini diketik dalam keadaan aku mengantuk luar biasa. Dari tadi ku bahkan sudah menguap-nguap hingga rahan nyentuh plafon. Jadi anggap saja tulisanku hari ini adalah proyeksi dari keinginanku yang paling dalam; tidur.     Selama proses 30 Day Challenge ini, ku mengalami pergeseran jam tidur. Biasanya aku tidur jam 21.00 atau 20.00. Berusaha untuk tidur 7-8 jam. Namun selama proses 30 Day Challenge, tak jarang ku tidur pukul 23.00 bahkan sepertiga malam. Bukan untuk tahajud tapi karena baru selesai mengurus urusan perduniawian *api neraka berkobar-kobar*         Artikel  Psychology Today  yang aku baca hari ini berjudul  5 Essential Sleep Tips to Help You Sleep Better Tonight.  Ditulis oleh Michael J. Breus Ph.D. Michael J. Breus merupakan seorang psikolog klinis dan diplomat dari  American Board of Sleep Medicine.  Beliau juga merupakan penulis buku berjudul  Beauty Sleep.  Khatam lah ya abang...

#30DayChallenge: Falling in Love With People We Can't Have

     Maraknya kasus perselingkuhan membuatku bertanya-tanya kok bisa ya jatuh cinta sama orang yang sudah punya pasangan?   Oke lah kalau punya rasa tertarik ataupun kagum kepada pasangan orang lain atau ketika kita sudah menjadi pasangan seseorang. Ketertarikan terhadap seseorang merupakan hal yang wajar.  Yang jadi masalah kan ketika ente ente memutuskan untuk menindaklanjuti perasaan tersebut bok .      Fenomena suka terhadap orang lain yang sudah memiliki pasangan ini mengingatkanku dengan cerita Hawa dan buah khuldi. Semakin dilarang dan terlarang, semakin 'menarik' untuk didekati . Maka dari itu hari ini aku membaca artikel Psychology Today yang berjudul Why People Become Attracted to Crushes They Can't Have. Ditulis oleh Suzane Degess-White, Ph.D.      Suzane mengatakan penting bagi kita untuk mengetahui bahwa ketertarikan seksual dan ketertarikan romantisme seringkali hanya merupakan respon fisiologi dasar dan normal terhada...

#30DayChallenge: Yoga di Masa COVID-19

    Beberapa hari yang lalu ketika Yoga, aku kepikiran kenapa olahraga yang populer saat pandemi Covid-19 adalah bersepeda?  Aku juga jadi bertanya-tanya kenapa bersepeda menjadi  massive trend  yang tiba-tiba.  Gak salah sih cuma bersepeda kan dilakukan di luar rumah, terkadang sering bergerombol dan lumayan mahal (kecuali sepeda nyewa). Sedangkan selama pandemi ini, (((kita))) dianjurkan untuk stay at home dan menjaga jarak. Apalagi banyak orang-orang yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini. Tapi kok olahraga mahal malah bisa jadi trend ya? KONGLOMERAT YA BAPAK LO PADA HAH      Hari ini aku mau mencoba membahas tentang Yoga. Yoga adalah salah satu olahraga yang bisa dilakukan di rumah. Selain itu, Yoga tidak hanya melatih fisik tetapi juga pikiran sebagai satu kesatuan . Menurutku Yoga adalah olahraga yang sangat cocok dicoba di masa Covid-19 karena dapat mereduksi stres saat stay at home . Artikel yang aku baca hari ini berjudul Yoga ...

#30DayChallenge: Cara Memuji Anak

    Banyak teman-teman seusiaku yang sudah menikah dan sekarang menjadi seorang ibu dan seorang ayah. Aku jadi berpikiran untuk membaca artikel Psychology Today tentang parenting yang mungkin bisa memberi insight kepada mereka atau orangtua baru di luar sana. Artikel yang aku baca hari ini berjudul The Idea of Praise. Ditulis oleh Iben Dissing Sandahl.      Aku tertarik membaca artikel tersebut karena Iben Sandahl merupakan seorang psikoterapis Denmark. Seperti kita ketahui, Denmark merupakan negara dengan penduduk paling bahagia di dunia. Banyak artikel bahkan buku yang membahas pola asuh orang-orang Denmark. Ada salah satu buku parenting menarik yang pernah aku baca judulnya The Danish Way of Parenting. Mungkin buku tersebut bisa jadi referensi bacaan bagi para ibunda dan ayahanda.      Salah satu hal yang dibahas dalam buku tersebut adalah cara orang-orang Denmark memuji anak mereka. Konsep memuji anak pada buku tersebut sama dengan yang dijel...

#30DayChallenge: Apakah Perempuan dan Laki-Laki Dapat Hanya Benar-Benar Berteman?

     Aku adalah orang yang menentang gagasan bahwa tidak ada sahabat yang murni antara laki-laki dan perempuan. Jika bukan kamu yang terjebak di dalam hatinya, maka dia lah yang jatuh hati padamu. Aku sangat menghormati pertemanan dengan teman laki-lakiku. Makanya aku paling kesel kalo pacar teman laki-lakiku membuat mereka menjauh dari aku. I'm not going to steal your boyfriend?! That kind of behavior is not my style so chill.      Aku memberikan garis yang jelas dalam pertemananku dengan laki-laki. Aku bahkan memiliki prinsip bahwa aku tidak akan mengencani atau menjalin hubungan romantis dengan sahabat laki-lakiku. Aku dulu bahkan sempat kesal kalo ada teman laki-laki yang ku anggap sudah dekat menyatakan perasaannya kepadaku. Dude, I love you really. As a sibling. Not a man. But love is still love right? Sometimes less is more .      Aku jadi penasaran mencari tahu apakah perempuan dan laki-laki bisa hanya benar-benar berteman? Tanpa embe...

#30DayChallenge: Mengapa Menikah?

     Sampai sekarang aku masih terus mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Mengapa menikah? Setiap ada teman yang menikah, aku selalu bertanya-tanya; apa ya yang membuat dia sampai di titik untuk mengambil keputusan menikah? Mungkin aku berpikir seperti ini karena sedang berada di fase status quo. Lagi suka sama orang aja enggak. Sangking kosongnya ya, hati ini bukan lagi bisa dikontrakin. Tapi bisa dipake jadi pemukiman warga.       Alasan selanjutnya kenapa aku belum ingin menikah, mungkin karena aku belum ketemu dengan that person ya. For me, marriage it's not because I need someone. It's because I need 'you'.   Kalo pun aku sudah bertemu dengan that person, aku mungkin masih bertanya-tanya sih (saat ini. Teuing nanti) apa yang membuatku nanti mau memutuskan untuk menikah. Apa ya urgensi menikah buat aku nanti?     Aku pun mencari artikel Pscyhology Today terkait pertanyaan aku tersebut. Aku akhirnya menemukan dan membaca art...