Langsung ke konten utama

#30DayChallenge: Mengasihi Diri

     Kita sering mendengar nasihat untuk berbuat baik kepada orang lain. Atau mungkin kita sering berbuat baik kepada orang lain, sibuk mencintai orang lain hingga lupa berbuat baik dan mengasihi diri sendiri. Aku pernah baca tulisan menarik di tumblr (aku lupa siapa yang nulis atau quotes siapa); kita tidak akan pernah mau berbicara kepada teman atau orang terkasih seperti kita berbicara kepada diri sendiri. Orang yang paling jahat terhadap kita terkadang adalah diri kita sendiri. 

    Hari ini aku membaca artikel Pyschology Today yang berjudul The Power of Self-Compassion. Ditulis oleh Taylor Kreiss MAPP. Beberapa studi menunjukkan bahwa kita mungkin jauh lebih kasar pada diri sendiri dibanding pada teman. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa banyak dari kita menghabiskan banyak energi untuk  menyalahkan diri sendiri, mengatakan hal-hal seperti "enggak banget sih lho." atau "ngapain juga dicoba."

    Bersikap atau mengkritik diri secara destruktif tidak dapat membantu kita menghadapi persoalan secara sehat. Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan skor self compassion (mengasihi atau menyayangi diri) yang tinggi cenderung mengalami depresi yang rendah, terdapat peningkatan motivasi, lebih optimis, kebahagiaan yang lebih besar dan kepuasan hidup yang lebih tinggi. Self compassion juga telah terbukti meningkatkan kesehatan, kesejahteraan dan kebahagiaan.

    Apa Itu Self Compassion? 

    Self compassion didefinisikan sebagai memperluas pemahaman dan dorongan atau kepada diri sendiri saat mempersepsikan kegagalan, ketidakcapakan atau saat mengalami penderitaan. Terdapat 3 aspek dalam self compassion

    1. Mindfulness 

    Jika kita hendak mencoba menghibur diri saat mengalami kegagalan atau sesuatu yang buruk dan ingin melakukan lebih baik lagi ke depannya, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengakui bahwa kita sedang merasakan derita atau mengakui bahka kita melakukan sesuatu yang buruk. It's okay to be not okay. It's okay to make mistakes and failure. Kita perlu menghadapi perasaan dan perilaku kita.

    Pikiran kita dapat melakukan represi atau penekanan terhadap rasa sakit atau menyalahkan atas sesuatu yang telah kita lakukan. Self compassion dapat mendorong kita untuk menghadapi diri kita sendiri dengan cara yang tidak terlalu kritis sehingga kita dapat berkembang lebih baik. 

    Mindfulness dapat membantu kita untuk sadar secara penuh terhadap apa yang sedang terjadi, apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan. Mindfulness membantu kita untuk melihat sesuatu termasuk diri sendiri dengan lebih objektif. 

    2. Common humanity

    Common humanity adalah tentang menyadari bahwa setiap orang mempunyai penderitaannya masing-masing. Media sosial sering memberikan kita potret bahwa hidup orang lain selalu nampak bahagia. Tetapi sebenarnya, media sosial hanya menampilkan sesuatu yang ingin orang tampilkan. Ya yang bahagia-bahagianya aja. Yang sedih-sedihnya ngapain jadi ajang tontonan ye kan kecuali untuk panjat sosiyel.

    Tanpa bermaksud untuk merendahkan, terdapat orang-orang sukses yang melaporkan diri mereka merasa tidak puas, artis terkenal yang bunuh diri, selebgram yang terlihat memiliki relationship goals yang berujung cerai. Orang yang kita anggap wah, orang yang berada di puncak tangga kehidupan pun sebenarnya juga punya masalah. Everyone you meet is fighting a battle you know nothing about. -Brad Meltzer. 

    3. Self kindness

    Aspek ini tentang menunjukkan perhatian yang sama kepada diri kita seperti perhatian yang kita tunjukkan kepada teman atau orang terkasih. Kita tidak mau berkata kasar atau menyalahkan orang yang kita kasihi atas kegagalannya (unless you're a total jerk. Not being mean just spit the fact). Kita bisa mencoba hal tersebut ke diri sendiri. Ketika kita mengalami kegagalan atau melakukan kesalahan, kita bisa mencoba untuk sadar atas apa yang kita pikirkan dan rasakan mengenai pengalaman tersebut, menyadari bahwa semua orang pernah merasakan yang sama yaitu pernah berbuat salah dan gagal lalu mencoba berbaik hati kepada diri sendiri. 

    Melatih Self Compassion

     Berikut cara melatih self compassion yang digunakan oleh Scott Barry Kaufman untuk mata kuliah Introduction to Positive Psychology di Universitas Pennyslvania:

Mengingat pengalaman sulit baru-baru ini atau stres atau penderitaan yang sedang dirasakan saat ini. Tulislah surat penuh welas asih dan kasih sayang kepada diri sendiri dengan menggunakan sudut pandang tentang orang kedua terkait pengalaman sulit tersebut. Kemudian ikuti pedoman berikut ini:
  1. Mengizinkan diri kita untuk mengingat sesuatu yang membuat kita terluka atau menderita. Kemudian mengakui perasaan atau pikiran serta harapan yang dibutuhkan. Contoh, "Dear Dian. Aku tau kamu merasa sedih atas nilai ujian matematikamu yang di bawah kkm hari ini. Kamu sangat menginginkan nilai 80 di ujian matematikamu."  Tulislah tentang stres yang dirasa dan harapan yang diinginkan dari stres tersebut.
  2. Menuliskan pesan tentang common humanity. Contoh, semua orang pernah mengalami kesulitan dalam belajar matematika dan pernah gagal dalam ujiannya. 
  3. Lalu memberi nasihat dan dorongan penuh belas kasih terhadap diri sendiri seperti kita menasihati dan memberi dorongan orang yang kita sayangi. 
  4. Membaca isi surat tersebut ke diri sendiri secara lantang. Atau bisa juga menyimpan surat tersebut dan membacanya ketika kita membutuhkan untuk mengasihi diri sendiri.
    Latihan menulis surat ini terbukti meningkatkan kebahagiaan. Ketika peserta studi menulis surat penuh kasih sayang (self compassion) untuk diri sendiri selama 7 hari berturut-turut, mereka masih mengalami peningkatan kebahagiaan dalam 6 bulan ke depan (Shapira, et al, 2010). 

    Bagi sebagian orang latihan tersebut sangatlah mudah. Bagi sebagaian yang lain merasa kesulitan dalam menulis surat penuh kasih sayang kepada diri sendiri. Proses mencintai diri sendiri bukanlah sesuatu yang linear. Akan selalu ada up and down. That's way for me, self love is like never ending journey. Setidaknya kita terus mencoba untuk mencintai diri sendiri salah satunya adalah dengan melakukan self compassion. 

    Give it a try. You deserve it. 
    

    

  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga

Topik materi malam ini menarik sekali bagiku yaitu "Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga." Disampaikan oleh Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog. Ketika remaja, konsep pernikahan di kepalaku adalah mencari seseorang yang bisa diajak hidup bahagia bersama.  Namun seiringnya berjalannya waktu (tua maksudnya), konsep tersebut menjadi bergeser. Di kepalaku sekarang ketika mencari pasangan hidup bukan lagi soal orang yang bisa diajak hidup bahagia. Tetapi seseorang yang bisa diajak berkonflik bersama. Maksudnya bukan berarti tidak mau bahagia ya. I mean, it's an automatic lah. Siapasih yang tidak mau menikah sama orang yang kita bahagia ketika bersamanya? Tapi tidak semua orang bisa diajak berkonflik bersama secara sehat. Materi malam ini sebagian besar membahas hal tersebut; konflik peran sebagai istri, konflik dalam rumah tangga, kunci dalam konflik, 4 horsemen of apocalypse, dan  fair fight guideline.    PERAN ISTRI Sesi kelas dibuka dengan pertanyaan, bagaimana gambar...

Lapis Legit: Kue Manis, Tak Seperti Janjimu

Sebentar lagi lebaran. Para keluarga pun sibuk mempersiapkan berbagai hal demi menyambut hari kemenangan. Dari yang mulai beli baju lebaran, ngecat pager, renovasi rumah, memberantas kejahatan, sampai nyiapin template buat minta maaf ke mantan. Hmmm. Salah satu tradisi yang gak afdol rasanya kalau gak dilakuin menjelang lebaran adalah, membuat kue lebaran. Keluarga gue salah satu dari sekian milyar keluarga yang melakukan tradisi itu. Keluarga dari nyokap gue merupakan suku asli Lampung. Jadi mereka hari ini membuat salah satu kue khas Lampung yaitu lapis legit. Gue yang belum pernah ikutan buat kue ini jadi penasaran buat ikutan. Yah lumayan kan ya buat jadi bahan ngeblog. Biar tulisan gue di blog ada manfaatnya di mata masyarakat *berdiri di pinggir jurang* *rambut berkibar-kibar* Lapis legit merupakan salah satu kue khas Lampung. Kenapa namanya lapis legit? Itu karena bentuk kuenya yang berlapis-lapis dan rasanya yang legit #InfoKue #SayaBertanya #SayaMenjawab. K...

Review: Puberty Doesn't Hit Me Hard, Skincare Does

Ciao! Come stai? Sto molto bene . Aweu gaya banget kan pembukaan gue pake Bahasa Itali? Maklum, akhir-akhir ini gue lagi belajar Bahasa Italia biar kalo ketemu Rossi gak uu aa uu aa. Btw, quick fun fact: gue baru tau arti zupa (Bahasa Italia) adalah sup. Jadi zupa soup artinya sup sup. Sungguh pengulangan yang sangat mengulang. OKAY ENOUGH FOR THE INTRO! Kali ini gue mau membahas tentang skincare routine gue (cailaaaahh skinker rutin) dan sederet pengalaman gue saat muka sedang jerawatan. Hiks masa-masa kelam itu *nangis di pundak kokoh Ronaldo*   Jadi, gue baru mengenal skinker itu saat usia gue menginjak 22 tahun. Sejak gue puber jaman-jaman SMP itu gue gak ngerti skinker. Gue cuma make facial wash doang. APA ITU TONER APA ITU SERUM APA ITU MOISTURIZER?! Bodoh banget gue dulu tuh soal perawatan kulit. Pas SMP gue nyobain sih make Viva. Tapi pas gue pake milk cleanser dari Viva kulit muka gue terasa panas terbakar gitu. Apaqa kulit qu saat itu menginjak teras nerak...