Hari ini merupakan hari ke-21 aku menulis blog. Jujur ku sedang malas dan lelah. Pukul 21.00 belum kepikiran mau nulis tentang apa. Topik yang lagi panas di sosial media adalah tentang perselingkuhan si penyanyi lagu rohani. Males banget bahasnya *gak ada yang nyuruh juga* Akhirnya ku memutuskan untuk membaca artikel Psychology Today tentang motivasi agar ku termotivasi.
Artikel yang ku baca hari ini berjudul Motivation Hacks. Ditulis oleh Dan Bates, LMHC, LPC, NCC. Kita semua mempunyai alasan untuk melakukan sesuatu seperti menurunkan berat badan, membaca buku lebih banyak, rutin berolahraga, mengurangi penggunaan sosial media namun kita tidak tergerak untuk benar-benar melakukannya.
Kita semua tahu bahwa olahraga merupakan sesuatu yang baik bagi tubuh atau rokok berbahaya bagi kesehatan. Namun pengetahuan tentang suatu manfaat perubahan tidak menghasilkan perubahan. Dialog orang yang tidak termotivasi terkadang seperti ini, "aku tau sih aku akan lebih sehat jika berolahraga. Tapi apakah ku ingin sehat? Apakah ku ingin olahraga?" *lanjut rebahan*
Dan Bates membagikan 12 motivation hacks ketika kita ingin melakukan sesuatu tetapi tidak memiliki motivasi:
1. Bundling (menggabungkan)
Kita bisa menggabungkan sesuatu yang tidak kita suka dengan sesuatu yang kita suka. Contoh, kita bisa berolahraga sambil menonton acara tv favorit atau mencuci baju sambil mendengarkan lagu. Ku jadi teringat jaman skripsian dulu. Ku jadi semangat skripsian ketika sambil nonton moto gp atau pertandingan bulutangkis. Tapi kalo Rossi atau Kevin kalah, malah pengen w acak-acak tuh skripsi.
2. Reward Scheme (skema penghargaan)
Kita bisa memberikan diri kita penghargaan kecil setelah menyelesaikan tugas atau melakukan suatu hal. Misal setelah belajar selama 60 menit, kita bisa memberi hadiah ke diri sendiri untuk menonton drakor selama 30 menit. Nah masalahnya kan kita suka kebalik ya bok. Nonton drakor dulu, tugas mah bisa nanti. Jadi coba dibalik ya bun. Tugas dulu, baru drakor sebagai hadiah.
3. Artificial Problem (masalah buatan)
Kita bisa mencoba untuk menciptakan masalah buatan yang tak bisa kita hindari sehingga memaksa kita untuk menyelesaikannya. Hmm menciptakan masalah ceunah. Sungguh senggang. Contohnya, jika kita malas mencuci baju, kita bisa menumpuk baju kotor di atas kasur sehingga kita tidur dengan tidak nyaman dan akhirnya mencuci baju tersebut. Kalo gue sih mending nyeuseuh tengah malem daripada tidur tidak nyaman.
4. Chunking
Jika kita memiliki suatu tugas yang besar, kita bisa membagi tugas besar tersebut menjadi tugas-tugas kecil. Aku pribadi sering menyebutnya sebagai langkah-langkah kecil. Start small, go big.
5. Buddy System
Jangan sendirian. Kita bisa mencoba mengejar target bersama teman. Contoh, aku dulu ketika skripsian sering bareng dengan Adinda. Ketika aku males-malesan dan melihat Dinda tetap rajin mengerjakan, akupun menjadi tertampar dan lanjut mengerjakan revisian. Untung ya Dinda rajin:( Berarti cari teman yang memang rajin dan resiliensinya tinggi gaes kalo mau mengejar target bersama.
6. Mindless/mindful
Lakukan perilaku yang diinginkan tanpa pikir panjang. Contoh jika ingin memulai olahrga, ketika pagi hari setelah terbangun, kita langsung berganti pakaian dan memakai sepatu lari tanpa ngeluh-ngeluh dulu meskipun ngeluh adalah lifestyle.
Kebalikannya, saat kita melakukan perilaku yang tidak diinginkan, kita harus sadar penuh saat melakukannya. Saat kita makan es krim ketika diet, kita bisa memakan es krim dengan tangan non dominan agar kita dapat sadar secara penuh saat memakannya. Atau berkaca saat makan keripik kentang.
7. Negative reinforcement
Jika kita tidak mencapai tujuan yang ditetapkan, kita melakukan atau memberikan sesuatu yang tidak menyenangkan ke diri sendiri. Contoh, jika tidak berhasil rutin berolahraga seminggu 3 kali, kita tidak bisa memakan makanan favorit seperti pizza selama 2 bulan.
8. Unearned leisure
Mengembangkan ketidaksukaan yang sehat terhadap waktu luang yang tidak diperoleh. Misal, rebahan merupakan sesuatu yang nyaman. Namun ketika kita rebahan saat belum menyelesaikan tugas, terkadang kita menjadi merasa bersalah. Dalam kasus tersebut, perasaan bersalah itu merupakan sesuatu yang baik (asal setelah merasa bersalah langsung mengerjakan tugas ya. Kalo lanjut rebahan sih tuman namanya). Beri diri kita izin untuk menikmati waktu luang saat kita telah mendapatkannya.
9. Weird rules, but OK
Kita bisa membuat peraturan aneh seputar gangguan atau distraksi. Contoh, uninstall seluruh sosial media saat sedang mengerjakan tesis sehingga kita tidak bisa terdistraksi untuk buka dan main sosial media.
10. Lists
Menuliskan tujuan atau target yang ingin dicapai. Urutkan target atau tujuan tersebut dari yang paling penting hingga paling tidak penting (ya penting sih tapi kalo dibanding target nomor 1 ya gak penting-penting amat meski tetap penting).
11. The snowball effect
Menyelesaikan satu tugas dapat menciptakan momentum motivasi untuk menyelesaikan tugas yang lain kemudian tugas yang lain dan tugas yang lainnya lagi. Contoh, mencuci piring dapat membuat kita untuk membersihkan seluruh dapur, dari membersihkan dapur dapat membuat kita termotivasi untuk membersihkan seisi rumah. Rumah tetangga. Sangking termotivasinya.
12. Your future self
Membayangkan apakah diri kita di masa depan nanti bangga dan bahagia jika melihat diri kita yang sekarang. Contoh, rebahan memang menyenangkan untuk dilakukan oleh diri kita sekarang. Namun diri kita di masa depan mungkin meraung-raung meminta untuk setidaknya berkontribusi bagi nusa dan bangsa wow
Dalam melakukan sesuatu khususnya tujuan yang ingin dicapai, kita merasa perlu menunggu momentum yang tepat. Seperti, mulai berolahraga ketika punggung udah mulai encok. Atau menjaga pola makan ketika sudah overwheight. Tidak sepenuhnya salah. Namun kita harus mulai mengingat bahwa momentum yang tepat adalah momentum yang dibuat. Do it now. Kalo ntar ntar, biasanya dilakuinnya pas hari kebangkitan. Di padang mahsyar.
๐๐๐
BalasHapus