Langsung ke konten utama

#30DayChallenge: Falling in Love With People We Can't Have

     Maraknya kasus perselingkuhan membuatku bertanya-tanya kok bisa ya jatuh cinta sama orang yang sudah punya pasangan? Oke lah kalau punya rasa tertarik ataupun kagum kepada pasangan orang lain atau ketika kita sudah menjadi pasangan seseorang. Ketertarikan terhadap seseorang merupakan hal yang wajar. Yang jadi masalah kan ketika ente ente memutuskan untuk menindaklanjuti perasaan tersebut bok

    Fenomena suka terhadap orang lain yang sudah memiliki pasangan ini mengingatkanku dengan cerita Hawa dan buah khuldi. Semakin dilarang dan terlarang, semakin 'menarik' untuk didekati. Maka dari itu hari ini aku membaca artikel Psychology Today yang berjudul Why People Become Attracted to Crushes They Can't Have. Ditulis oleh Suzane Degess-White, Ph.D. 

    Suzane mengatakan penting bagi kita untuk mengetahui bahwa ketertarikan seksual dan ketertarikan romantisme seringkali hanya merupakan respon fisiologi dasar dan normal terhadap rangsangan yang menarik. Kita tidak dapat secara sadar memberitahu otak kita untuk tertarik kepada orang tertentu. Hal tersebut terjadi dengan sendirinya. Meskipun tidak mudah untuk menghindari reaksi instingtual tersebut, kita punya kendali untuk tidak menindaklanjutinya

    It's Hard to Stop Thinking About What You Tell Yourself to Stop Thinking About

    Terkadang otak kita sangat lucu; ternyata hal-hal yang kita yakini 'terlarang' (forbidden) adalah hal-hal yang biasanya lebih kita inginkan terlebih karena hal tersebut merupakan sesuatu yang 'terlarang'. Studi menunjukkan bahwa orang-orang yang mencoba mengurangi kalori lebih cenderung berpikir tentang makanan berkalori tinggi yang mereka hindari (Israeli & Stewart, 2001). Kita bisa memberikan jeda atau waktu istirahat kepada diri dengan memikirkan hal yang lain.

    Namun paparan berulang terhadap rangsangan (the hot crush) sebenarnya akan menumpulkan ketertarikan yang kita rasa. Kesenangan-kesenangan baru yang didapat di awal ketertarikan memudar. Kita dapat mulai melihat kesalahan dari rasa tarik tersebut yang tidak terlihat di tahap awal ketertarikan. Hal ini dapat terjadi dengan catatan; kita tidak menindaklanjuti ketertarikan tersebut. Kalo sudah ditindaklanjuti ya biasanya yang satunya gatel, yang satunya mau ngegaruk bun *julid* 

    Why Do We Found the 'Wrong One" Attractive?

    Berikut beberapa alasan mengapa ketika tertarik pada 'orang yang salah' atau tidak seharusnya:
  
  1. Jika kita sering tertarik pada orang-orang yang 'terlarang', kita mungkin harus mulai bertanya kepada diri sendiri apakah kita memiliki fobia menjalin hubungan sehingga memilih orang yang tidak bisa dicapai sebagai pasangan. 

    2. Mungkin juga kita menyukai jenis pasangan tertentu yang tidak dapat dicapai. Contoh kita menyukai "tipe ayah" dari suami teman kita. Kita tertarik pada orang tersebut karena sebagai calon ibu, kita menginginkan pasangan dengan tipe ayah seperti dia. Kita mungkin bukan tertarik pada subjeknya. Tetapi kualitas yang dimiliki oleh subjek. 

    3. Terkadang kita tertarik pada orang-orang yang memiliki kualitas yang sebenarnya ingin kita miliki. Contoh, kita selalu tertarik pada orang yang tegas namun penuh kasih sayang. Mungkin itu karena sebenarnya kita ingin lebih tegas ke hidup kita sendiri dan lebih baik kepada orang lain. Dan itulah mengapa orang-orang yang tegas dan penuh kasih sayang secara tidak sadar sering menarik perhatian kita. 

    4. Jika kita jatuh cinta pada bad boy atau bad girl meskipun kita sudah berusia dewasa (akhir 20an atau 30an) mungkin karena pemberontakan masa remaja tidak berjalan sesuai arahnya. Seharusnya masa-masa pemberontakan itu terjadi dan berakhir pada masa remaja namun ternyata masih berlanjut hindda dewasa awal atau dewasa akhir. 

    Before You "Confess" Your Crush

 Kita perlu mempertimbangkan kepada siapa kita menceritakan perasaan 'terlarang' yang sedang kita rasakan. Jangan sampai, bercerita kepada orang yang salah dapat merusak hubungan yang kita miliki. Contoh, memberitahu sahabat bahwa kita naksir atau tertarik dengan pasangan adik kita, mungkin tidak menjadi masalah. Namun jika kita menceritakan hal tersebut kepada adik kita langsung hm hal tersebut bukan merupakan yang bijak ya bun sepertinya.

    Jika kita semakin terobsesi kepada orang 'terlarang' tersebut, kita dapat menceritakan hal tersebut kepada terapis atau tenaga profesional lainnya seperti psikolog atau konselor. Seringkali hal yang kita butuhkan adalah 'orang asing' yang aman untuk kita berbagi cerita dan rahasia. Dan tenaga profesional seperti terapis, konselor atau psikolog dapat membantu kita dalam hal tersebut. Membicarakan masalah atau sesuatu kepada orang yang tepat dapat membuat masalah tersebut lebih mudah ditangani. 

    Should You Ever Take the Risk and Pursue Forbidden Fruit?

    Kita perlu memikirkan dan mempertimbangkan risiko serta konsekuensi yang akan kita terima jika kita memilih untuk mengejar orang yang 'terlarang'. Jika memang tidak ada hal tabu yang mencegah terjadinya suatu hubungan, seperti aturan tempat kerja yang melarang percintaan di kantor, kita tetap perlu memikirkan konsekuensi emosional jika kita memulai hubungan dengan orang tersebut. 

    Contoh jika orang tersebut adalah rekan kerja, apakah kita mampu menerima konsekuensi emosional jika hubungan tersebut berakhir dengan tidak baik? Apakah kita tetap mampu bersikap secara profesional di tempat kerja? Atau yang sering terjadi di kota-kota besar: kita naksir dengan gebetan teman kita. Apakah kita mau mengorbankan pertemanan kita demi orang tersebut? Apakah teman kita akan 'merestui' hubungan kita nantinya dengan orang tersebut? Choose your fight with a full of consciousness and consideration.

   Kita memang tidak dapat mengontrol munculnya perasaan tertarik atau suka kita pada seseorang, termasuk orang yang sudah memiliki pasangan. Tetapi kita memiliki kendali penuh atas tindakan kita terhadap perasaan tersebut. And in my very humble opinion, jika kita tahu bahwa dicubit itu sakit, jangan mencubit orang lain. Think twice and act wise



    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga

Topik materi malam ini menarik sekali bagiku yaitu "Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga." Disampaikan oleh Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog. Ketika remaja, konsep pernikahan di kepalaku adalah mencari seseorang yang bisa diajak hidup bahagia bersama.  Namun seiringnya berjalannya waktu (tua maksudnya), konsep tersebut menjadi bergeser. Di kepalaku sekarang ketika mencari pasangan hidup bukan lagi soal orang yang bisa diajak hidup bahagia. Tetapi seseorang yang bisa diajak berkonflik bersama. Maksudnya bukan berarti tidak mau bahagia ya. I mean, it's an automatic lah. Siapasih yang tidak mau menikah sama orang yang kita bahagia ketika bersamanya? Tapi tidak semua orang bisa diajak berkonflik bersama secara sehat. Materi malam ini sebagian besar membahas hal tersebut; konflik peran sebagai istri, konflik dalam rumah tangga, kunci dalam konflik, 4 horsemen of apocalypse, dan  fair fight guideline.    PERAN ISTRI Sesi kelas dibuka dengan pertanyaan, bagaimana gambar...

Lapis Legit: Kue Manis, Tak Seperti Janjimu

Sebentar lagi lebaran. Para keluarga pun sibuk mempersiapkan berbagai hal demi menyambut hari kemenangan. Dari yang mulai beli baju lebaran, ngecat pager, renovasi rumah, memberantas kejahatan, sampai nyiapin template buat minta maaf ke mantan. Hmmm. Salah satu tradisi yang gak afdol rasanya kalau gak dilakuin menjelang lebaran adalah, membuat kue lebaran. Keluarga gue salah satu dari sekian milyar keluarga yang melakukan tradisi itu. Keluarga dari nyokap gue merupakan suku asli Lampung. Jadi mereka hari ini membuat salah satu kue khas Lampung yaitu lapis legit. Gue yang belum pernah ikutan buat kue ini jadi penasaran buat ikutan. Yah lumayan kan ya buat jadi bahan ngeblog. Biar tulisan gue di blog ada manfaatnya di mata masyarakat *berdiri di pinggir jurang* *rambut berkibar-kibar* Lapis legit merupakan salah satu kue khas Lampung. Kenapa namanya lapis legit? Itu karena bentuk kuenya yang berlapis-lapis dan rasanya yang legit #InfoKue #SayaBertanya #SayaMenjawab. K...

Review: Puberty Doesn't Hit Me Hard, Skincare Does

Ciao! Come stai? Sto molto bene . Aweu gaya banget kan pembukaan gue pake Bahasa Itali? Maklum, akhir-akhir ini gue lagi belajar Bahasa Italia biar kalo ketemu Rossi gak uu aa uu aa. Btw, quick fun fact: gue baru tau arti zupa (Bahasa Italia) adalah sup. Jadi zupa soup artinya sup sup. Sungguh pengulangan yang sangat mengulang. OKAY ENOUGH FOR THE INTRO! Kali ini gue mau membahas tentang skincare routine gue (cailaaaahh skinker rutin) dan sederet pengalaman gue saat muka sedang jerawatan. Hiks masa-masa kelam itu *nangis di pundak kokoh Ronaldo*   Jadi, gue baru mengenal skinker itu saat usia gue menginjak 22 tahun. Sejak gue puber jaman-jaman SMP itu gue gak ngerti skinker. Gue cuma make facial wash doang. APA ITU TONER APA ITU SERUM APA ITU MOISTURIZER?! Bodoh banget gue dulu tuh soal perawatan kulit. Pas SMP gue nyobain sih make Viva. Tapi pas gue pake milk cleanser dari Viva kulit muka gue terasa panas terbakar gitu. Apaqa kulit qu saat itu menginjak teras nerak...