Aku sangat tertarik dengan ajaran Budha. Not as a religion, but as philosophy. Art of living. Buatku ajaran Budha tuh membumi. Gak beyond. Indah. Aku suka baca-baca tentang budhisme, salah satunya artikel Psychology Today yang aku baca hari ini yaitu Buddhism's Place in Psychology. Ditulis oleh Jordan Fiorillo Scotti, Ph.D. Budhisme dan Psikologi adalah dua hal yang sangat menarik untuk dipelajari.
Artikel yang aku baca hari ini menceritakan tentang kontribusi Budhisme di keilmuan Psikologi. Banyak yang mengenal Budhisme sebagai agama. Namun sebenarnya Budhisme juga merupakan sebuah filosofi dan ilmu pengetahuan. Budhisme disebut sebagai ilmu pengetahuan atau science karena Budhisme didasari dari fenomena dan pengalaman yang dapat diamati oleh manusia (observable). Seperti ilmu pengetahuan lainnya, pengetahuan atau insight yang didapat dari para penganut Budha juga dapat diuji dan diperbaharui secara berulang kali ketika terdapat pengalaman baru yang muncul.
The Buddhist Path
Di dalam kitab suci agama Budha, Budha sering disebut sebagai Penyembuh Agung atau Tabib Agung. Faktanya, ajaran Budha paling mendasar yaitu mengenai the four noble truths, memberikan ajaran yang diharapkan dari seorang dokter atau psikolog. Secara singkat, the four noble truths berisikan tentang, 1). Kebenaran pertama mengenai tentang suffering atau penderitaan. Menurut Budha, penderitaan merupakan bagian dari hidup kita Penderitaan tersebut berasal dari Duhkha atau ketidakpuasan dalam hidup (sebuah ironi karena manusia 'dikenal' sebagai makhluk yang tidak pernah puas), 2). Kebenaran kedua mengenai etiologi, 3). Kebenaran ketiga mengenai prognosis dan 4) mengenai penyembuhan.
Budha mengajarkan bahwa jalan untuk menuju kebebasan dari penderitaan terdapat pada diri semua orang, tidak hanya pada penganut ajaran Budha. Seseorang hanya perlu untuk melihat ke dalam dirinya dan memperhatikan pola perilaku dan berpikirnya secara jelas. Jalan tersebut dikenal sebagai mindfulness.
Salah satu cara untuk menjalani hidup secara sadar atau mindful adalah dengan meditasi. Meditasi merupakan praktik inti dari agama Budha. Mindfulness dan meditasi menciptakan kapasitas untuk terhubung dengan momen saat ini dan menumbuhkan pola pikir yang jelas dan terbuka. Latihan meditasi memungkinkan kita untuk melihat emosi sebagai sensasi bukan sebagai peristiwa nyata untuk menganalisis perasaan kita kemudian terjebak di dalamnya.
Ada pelajaran menarik dari course Buddhism and Modern Psychology yang pernah aku ikuti di Coursera yaitu tentang feelings and illusions. Di course tersebut dikatakan bahwa feelings are not real. Bukan berarti perasaan atau apa yang kita rasakan itu tidak ada. Ada, tetapi perasaan kita bukan merupakan petunjuk yang terpercaya untuk melihat keadaan yang sebenarnya. Dan meditasi membantu kita untuk melihat perasaan kita tersebut dan realita secara jelas. Feelings can influence your perception and thought. So you need to see your feelings clearly.
Melihat perasaan kita secara jelas dapat membantu kita terbebas dari perilaku-perilaku yang tidak disadari yang bisa menyebabkan penderitaan. Contoh, ketika kita marah di tempat kerja. Jika kita serta-merta mengikuti dorongan perasaan marah tersebut, kita mungkin akan ngamuk dan bakar-bakar ban di depan ruang pimpinan. Sedangkan jika kita mencoba 'berhenti' sejenak untuk berpikir secara jelas mengenai apa yang kita rasakan, kita dapat memutuskan perilaku yang kita pilih berdasarkan tujuan jangka panjang.
Psychological Healing Through Buddhism
Filsuf Alan Watts pernah menulis;
Ketika kita melihat lebih dalam dari ajaran Budha, kita tidak menemukan agama maupun filosfi seperti yang dipahami di Barat. Kita menemukan sesuatu yang lebih mirip dengan psikoterapi.
Budhisme dan Psikologi modern sama-sama berusaha memahami hakikat kesadaran dan berupaya memberi manfaat bagi manusia dengan meningkatkan pemahaman dan pengetahuan. Ajaran Budha memberikan jalan bagi seseorang untuk mendapatkan insight seperti yang dilakukan di psikoterapi seperti meningkatkan self awareness, meningkatkan penerimaan (acceptance) pada hidup dan meningkatkan kapasitas manusia untuk hidup dengan makna dan rasa syukur.
Penelitan psikologis modern memvalidasi solusi yang diajarkan di agama Budha, contohnya seperti meditasi. Meditasi terbukti bermanfaat untuk mengurangi stres dan kecemasan, meningkatkan rentang perhatian, meningkatkan kualitas hidup, mengatasi nyeri kronis dan memberi manfaat bagi kesehatan emosional secara keseluruhan. Budhisme juga telah meningspirasi beberapa treatment seperti Mindfulness-Based Stress Reduction, Mindfuln-Based Cognitive Theraphy dan Dialectic Behavior Theraphy.
Beginner's Mind
Selain dengan meditasi, terdapat contoh praktik sederhana dari ajaran Budha yang dapat kita lakukan yaitu beginner's mind atau pemikiran pemula.
Kita kadang menjadi korban atas rutinitas dan kebiasan yang kita lakukan. Kebiasaan atau rutinitas yang kita lakukan dapat membantu menyederhanakan hidup kita tetapi juga dapat membuat kita bosan dengan dunia sekitar. Untuk mengatasi hal tersebut kita dapat berlatih beginner's mind. Untuk melakukan beginner's mind, sisihkan waktu 5 hingga 10 menit per hari untuk melihat hal-hal yang seolah-olah baru dilihat pertama kali. Contoh, perhatikan sesuatu yang baru dari pasangan kita (kalo punya), memperhatikan sesuatu yang ada di jalan menuju kantor, berhenti sejenak untuk menikmati kenikmatan indrawi di kehidupan sehari-hari seperti udara segar, wangi kopi, wangi setelah hujan, dll.
Ketika melakukan beginner's mind, kita dianjurkan untuk mencoba melihat sesuatu yang kita temukan sebagai rasa ingin tahu. Pada dasarnya berpikirlah seperti anak usia 4 tahun. Tanyakan pada diri kita pertanyaan yang sering diajukan anak 4 tahun seperti, kenapa celana jeans kita berlubang? Kenapa kita merasa bad mood di pagi hari? Ini bukan mengenai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut tetapi mengenai diri kita yang terinspirasi untuk megajukan pertanyaan karena mata kita menjadi terbuka.
Ketika kita mulai melakukan hal tersebut, kita mulai dapat melihat sesuatu yang selama ini kita abaikan dan dunia menjadi terbuka secara ajaib.
Komentar
Posting Komentar