Langsung ke konten utama

#30DayChallenge: Humor Sapiens

     Aku dan kedua sahabatku yaitu Asti dan Dhiyaa (hai kalian!) menyebut pertemanan kami sebagai nunung nunung club. We laugh a lot. We laugh at our own jokes much more! Menurut kami, kelucuan kami merupakan kelebihan yang sangat berlebih. Terlepas dari apakah kelucuan tersebut dianggap lucu atau tidak oleh khalayak ramai. 

    Dhiyaa pernah mendapat komentar seperti ini dari teman chatnya (kita sebut saja dia lidi lontong):

Lidi Lontong    : Kamu cewek tapi pinter ngelucu ya wkakakaka 
Dhiyaa            : Kaya Nunung OVJ gitu maksudnya?  
Lidi Lontong    : Ga tau deh, kok referensinya nunung ovj? wkwkwkw 
Dhiyaa           : Wkwkwkwk emang siapa lagi sih cewek pinter ngelucu? Terus                             btw emang kenapa kalo cewek pinter ngelucu? 
Lidi Lontong    : Ya gpp bagus. bisa menghibur diri sendiri berarti
      
(((Bisa menghibur diri sendiri)))

Bhaique🙏

   

    Aku pun pernah mendapat komentar serupa dari temen chat ku; hahahaha kamu kok lucu banget sih. Aku agak kesel ya ketika aku ngelucu terus tanggapannya cuma hahaha hahaha doang. Berasa anggota srimulat gue bok! Ya ngelawak balik kek gitu?! Lalu ketika nonton bareng melalui aplikasi Rave, aku, Asti dan Dhiyaa pernah dikomen hal yang senada oleh orang asing; kalian teh lucu banget. 

    Berbekal pujian-pujian tersebut, tumbuhlah rasa jumawa di diri kami. Kami yang jomblo ini merasa bahwa menjadi perempuan yang humoris merupakan bekal berharga yang bisa kami bawa untuk menuju gerbang percintaan. Sampai akhirnya, ku baca artikel Psychology Today hari ini.......

    Artikel yang aku baca hari ini berjudul Why Jokes Are Seductive. Ditulis oleh Gil Greengross, Ph.D. Pak Gil bilang bahwa selera humor yang baik merupakan salah satu sifat yang paling diinginkan dalam diri pasangan terutama pada tahap awal pacaran *ekhem* *angkat gaun* Tetapi ternyata laki-laki dan perempuan menggunakan humor dengan cara yang berbeda terutama dalam mencari pasangan. Perempuan yang pemilih menggunakan humor sebagai tanda kecerdasan dan untuk menyingkirkan seseorang yang kurang kompeten sebagai pasangannya. Sedangkan laki-laki menggunakan humor untuk membuat perempuan terkesan. 

    Artikel ini juga menjelaskan tentang studi mengenai humor berdasarkan jenis kelamin. Profil yang digunakan semuanya berasal dari Kanada dengan subjek berusia 19-35 tahun (semua iklan ditulis dalam Bahasa Inggris). Para peneliti pada studi ini memperlihatkan fitur utama yang berkaitan dengan humor pada iklan tersebut. Para peneliti berfokus pada seberapa sering orang tersebut menyatakan dirinya lucu atau berusaha melucu, seberapa sering mereka menginginkan pasangan yang memiliki selera humor. Para peneliti juga mencatat sifat-sifat lain yang dicari pasangan seperti kecerdasan, kehangatan, status dan daya tarik fisik. 

    Hasil studi tersebut adalah: 
  • Laki-laki lebih cenderung mengatakan bahwa mereka memiliki selera humor yang tinggi dan mereka dapat membuat calon pasangan (teman kencan) mereka tertawa. Tentu saja itu bukan berarti bahwa mereka benar-benar lucu. Banyak dari mereka mungkin tidak lucu (ini kata hasil penelitiannya ya bukan kata aku okkk). Laki-laki juga mengakui bahwa selera humor merupakan sifat yang diinginkan oleh wanita yang sedang mencari pasangan
  • Sementara hasil studi pada wanita menunjukkan bahwa wanita cenderung menginginkan pasangan yang humoris dibanding laki-laki. Temuan menarik lainnya dari studi ini adalah orang-orang yang mengaku memiliki selera humor yang baik bukanlah orang yang berharap bisa berkencan dengan orang yang lucu atau humoris. 
  • Terlepas dari jenis kelamin, seseorang yang menganggap diri mereka lucu dan seseorang yang tertarik mencari pasangan yang humoris, mereka lebih cenderung juga menghargai kecerdasan pasangan atau calon pasangannya. Hal tersebut menyiratkan bahwa sense of humor dan kecerdasan memiliki keterkaitan. Pada penelitian Gil Greengross sendiri pun menunjukkan bahwa produksi humor memang dikatikan dengan kecerdasan yang lebih tinggi pada kedua jenis kelamin. 
    Terdapat studi lain yang mencoba menjawab pertanyaan apakah ada hubungan nyata antara manifestasi humor sebenarnya dan pilihan romantis? Jika perempuan memang tertarik dengan laki-laki humoris, peneliti berharap bahwa iklan yang lucu akan meningkatkan ketertarikan perempuan terhadap laki-laki tersebut. Untuk menguji hal tersebut, peneliti melakukan studi yang dilakukan dengan cara membuat iklan kencan online fiktif berisi lelucon 'satu kalimat' di awal iklan. 

    Singkatnya, hasil studi tersebut mendukung teori bahwa laki-laki dan perempuan menggunakan humor dengan cara yang berbeda terutama dalam mencari pasangan. Perempuan (di mana lebih pemilih dari laki-laki), menggunakan humor untuk menilai kecerdasan dan kehangatan dari calon pasangan mereka. Sedangkan laki-laki menggunakan humor untuk membuat pasangan atau calong pasangan mereka terkesan. Hal tersebut mereka lakukan mungkin sebagai upaya untuk menyampaikan sifat mendasar lainnya seperti kecerdasan.

    Laki-laki tidak terlalu peduli apakah perempuan tersebut lucu. Laki-laki menginginkan perempuan yang tertawa pada leluconnya. 

    Ketika ku membaca hal tersebut ku langsung bilang ke Dhiyaa dan Asti di grup chat kami.

Aku    : Gaes kabar buruk! Ternyata laki-laki tidak terlalu peduli terhadap perempuan yang bisa ngelucu:(

Dhiyaa    : HAHAHAHAHAHA NANGESSSS😭😭😭 Itu based on apa statement-nya babs ih astahfirullahaladzim🙏

Asti    : Pantesan ya selama ini😭😭

  

    But whatever. We're funny. We laugh at our own jokes. Maybe we should start dating ourselves. 























    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga

Topik materi malam ini menarik sekali bagiku yaitu "Cinta dan Luka dalam Rumah Tangga." Disampaikan oleh Olphi Disya Arinda, M.Psi., Psikolog. Ketika remaja, konsep pernikahan di kepalaku adalah mencari seseorang yang bisa diajak hidup bahagia bersama.  Namun seiringnya berjalannya waktu (tua maksudnya), konsep tersebut menjadi bergeser. Di kepalaku sekarang ketika mencari pasangan hidup bukan lagi soal orang yang bisa diajak hidup bahagia. Tetapi seseorang yang bisa diajak berkonflik bersama. Maksudnya bukan berarti tidak mau bahagia ya. I mean, it's an automatic lah. Siapasih yang tidak mau menikah sama orang yang kita bahagia ketika bersamanya? Tapi tidak semua orang bisa diajak berkonflik bersama secara sehat. Materi malam ini sebagian besar membahas hal tersebut; konflik peran sebagai istri, konflik dalam rumah tangga, kunci dalam konflik, 4 horsemen of apocalypse, dan  fair fight guideline.    PERAN ISTRI Sesi kelas dibuka dengan pertanyaan, bagaimana gambar...

Lapis Legit: Kue Manis, Tak Seperti Janjimu

Sebentar lagi lebaran. Para keluarga pun sibuk mempersiapkan berbagai hal demi menyambut hari kemenangan. Dari yang mulai beli baju lebaran, ngecat pager, renovasi rumah, memberantas kejahatan, sampai nyiapin template buat minta maaf ke mantan. Hmmm. Salah satu tradisi yang gak afdol rasanya kalau gak dilakuin menjelang lebaran adalah, membuat kue lebaran. Keluarga gue salah satu dari sekian milyar keluarga yang melakukan tradisi itu. Keluarga dari nyokap gue merupakan suku asli Lampung. Jadi mereka hari ini membuat salah satu kue khas Lampung yaitu lapis legit. Gue yang belum pernah ikutan buat kue ini jadi penasaran buat ikutan. Yah lumayan kan ya buat jadi bahan ngeblog. Biar tulisan gue di blog ada manfaatnya di mata masyarakat *berdiri di pinggir jurang* *rambut berkibar-kibar* Lapis legit merupakan salah satu kue khas Lampung. Kenapa namanya lapis legit? Itu karena bentuk kuenya yang berlapis-lapis dan rasanya yang legit #InfoKue #SayaBertanya #SayaMenjawab. K...

Review: Puberty Doesn't Hit Me Hard, Skincare Does

Ciao! Come stai? Sto molto bene . Aweu gaya banget kan pembukaan gue pake Bahasa Itali? Maklum, akhir-akhir ini gue lagi belajar Bahasa Italia biar kalo ketemu Rossi gak uu aa uu aa. Btw, quick fun fact: gue baru tau arti zupa (Bahasa Italia) adalah sup. Jadi zupa soup artinya sup sup. Sungguh pengulangan yang sangat mengulang. OKAY ENOUGH FOR THE INTRO! Kali ini gue mau membahas tentang skincare routine gue (cailaaaahh skinker rutin) dan sederet pengalaman gue saat muka sedang jerawatan. Hiks masa-masa kelam itu *nangis di pundak kokoh Ronaldo*   Jadi, gue baru mengenal skinker itu saat usia gue menginjak 22 tahun. Sejak gue puber jaman-jaman SMP itu gue gak ngerti skinker. Gue cuma make facial wash doang. APA ITU TONER APA ITU SERUM APA ITU MOISTURIZER?! Bodoh banget gue dulu tuh soal perawatan kulit. Pas SMP gue nyobain sih make Viva. Tapi pas gue pake milk cleanser dari Viva kulit muka gue terasa panas terbakar gitu. Apaqa kulit qu saat itu menginjak teras nerak...