Di umur berapa kamu mempunyai keinginan untuk berubah menjadi sendok nyam-nyam? Dan berpikir bahwa sebenarnya di dunia ini mencari apa? Atau mulai mengalami krisis eksistensi ketika mendengarkan lagu Lost Stars dari Adam Levine. And God, tell us the reason youth is wasted on the young. It's hunting season. And the lambs are on the run. Searching for meaning. But are we all lost stars trying to light up the dark?🎵🎶🎵
Ada sebuah buku yang sangat terkenal berjudul Man's Search for Meaning. Buku tersebut ditulis oleh salah satu tokoh Psikologi yaitu Viktor Frankl. Aku dari dulu tertarik dengan buku tersebut namun belum punya kesempatan untuk membacanya. Maka dari itu hari ini aku tertarik membaca artikel Psychology Today yang membahas tentang Viktor Frankl dan gagasannya mengenai searching for meaning yaitu, The Paradoxical Secret to Finding Meaning in Life. Ditulis oleh David B. Feldman, Ph.D.
Pada tahun 1942, Viktor Frankl beserta istri dan orangtuanya dideportasi ke Nazi Theresianstadt Ghetto. Setengah tahun kemudian ayahnya meninggal karena pneumonia (akibat dari kondisi Ghetto yang sangat menyedihkan). Tahun berikutnya, Viktor Frankl dan istrinya dibawa ke kamp kematian Auschwitz yang terkenal di mana lebih dari 1 juta orang telah dibunuh di kamp tersebut. Lalu Viktor Frankl dipindahkan ke dua kamp tambahan, terpisah dari istri dan ibunya yang pada akhirnya tewas.
Selama menjalani cobaan tersebut, Frankl meyakini bahwa satu-satunya cara ia dapat bertahan dan mempertahankan kewarasannya adalah dengan memegang erat makna serta tujuan. Frankl mengutip perkataan salah satu filsuf terkenal yaitu Friedrich Nietzsche yaitu "he who has a why to live for can bear almost any how." Bagi Viktor Frankl pribadi pada saat itu, makna baginya adalah bertindak sebagai psikiater dan dokter ke sesama narapidana.
Setelah dibebaskan dari kamp, Frankl menghabiskan hidupnya untuk menganjurkan betapa pentingnya sebuah makna sebagai obat penawar penderitaan dan rahasia kebahagiaan. Makna membantu dirinya untuk bertahan hidup saat Holocoust dan membentuk dasar seluruh pendekatan hidupnya.
Namun ada pernyataan Viktor Frankl yang mengejutkan terkait pencarian makna yaitu seseorang seharusnya tidak mencari makna kehidupan. Mengapa Viktor Frankl memperingatkan kita untuk tidak mencari sesuatu yang menurutnya sangat penting? Viktor Frankl memberi petunjuk atas pertanyaan tersebut di dalam kata pengantar bukunya yaitu "don't aim success. The more you aim at it and make it a target, the more you are going to miss it. For success, like happiness, can not be pursued; it must ensue." Kebahagiaan tidak bisa dikejar melainkan terjadi.
Viktor Frankl meyakini bahwa makna tidak bisa dikejar sebagai tujuan itu sendiri. Makna terjadi sebagai efek dari mengejar tujuan yang lain. Jika kita benar-benar ingin menemukan makna, Frankl menginstruksikan kita untuk membiarkan makna terjadi dengan tidak memedulikannya. Dalam proses pencarian makna, Frankl juga menyarankan kita untuk merangkul (embracing) aktivitas yang menghubungkan kita dengan sesuatu yang lebih besar. Hal tersebut melibatkan kita untuk menghubungkan diri dengan mencari pengetahuan dengan meraih gelar di perguruan tinggi, berkomitmen untuk peduli kepada sesama dengan menjadi relawan, mendedikasikan diri untuk menyampaikan cinta dan kasih sayang melalui keluarga atau sejumlah upaya lainnya.
Kehidupan seseorang yang memiliki makna dikaitkan dengan kebahagiaan yang lebih besar. Sedangkan pencarian makna dikatikan dengan kebahagiaan yang lebih rendah. Sebuah hasil studi yang dilakukan oleh Michael Steger, Shigehiro Oishi dan Todd Kashdan mendukung gagasan tersebut.
Steger, Oishi dan Kashdan melakukan survei online terhadap lebih dari 8000 orang di seluruh dunia mengenai pencarian makna. Untuk menilai makan responden-responden tersebut, peneliti menggunakan alat ukur Meaning in Life Questionnaire yang memberikan dua skor berbeda. Skor pertama menunjukkan sejauh mana orang-orang secara aktif mencari makna dan skor kedua menunjukkan sejauh mana mereka sudah menemukan makna. Hasil penelitian tersebut adalah skor pencarian makna yang lebih tinggi berkaitan dengan kepuasan hidup dan kebahagiaan yang lebih rendah.
Paradoks dalam pencarian makna adalah dengan tidak mencarinya. Rahasia dari kehidupan yang bermakna mungkin mengingatkan diri kita untuk melakukan sesuatu yang benar dalam kehidupan sehari-hari seperti mencintai sepenuh hati, mengejar pengalaman yang menakjubkan dan melakukan tugas-tugas penting. Hal tersebut dilakukan bukan karena kita mencoba untuk meningkatkan kebermaknaan hidup kita melainkan hal tersebut memang merupakan sesuatu yang baik.
Aku merasa bahwa hidup ini seperti connecting the dots. Di dunia yang serba berantakan ini, sebenarnya terdapat pola. Untuk bisa melihat pola dan menarik garis, hidup membutuhkan kita untuk mengalam dan mengalami. So live your life. Don't rush. We all confuse anyway.
Komentar
Posting Komentar